Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ahli Kembangkan Perangkat untuk Tentukan Arah di Luar Angkasa

Kompas.com - 13/11/2023, 06:32 WIB
Monika Novena,
Resa Eka Ayu Sartika

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Perjalanan untuk menaklukan Planet Merah masih terus dilakukan. Bukannya tanpa sebab, perjalanan ke Mars akan memakan waktu hingga sembilan sehingga banyak hal yang perlu dipersiapkan.

Salah satu risiko yang bakal mereka hadapi adalah selama waktu tersebut, para astronot yang berada di wahana antariksa menuju Mars bisa kehilangan kesadaran akan arah dan kemampuan untuk mengetahui arah atas dan bawah.

Baca juga: Ilmuwan Selidiki Penyebab Gempa Terbesar yang Pernah Terjadi di Mars

Sehingga sulit untuk mengarahkan diri di permukaan Mars.

Padahal melansir SciTechDaily, kehilangan kesadaran akan arah ini bisa berakibat fatal bagi astronot dan bahkan menjadi penyebab utama kecelakaan pesawat.

Astronot biasanya memerlukan pelatihan intensif supaya itu tidak terjadi. Namun kini ilmuwan menemukan perangkat yang dapat membantu astornot mengenali orientasi arah sehingga membuat penerbangan luar angkasa lebih aman.

Disorientasi di luar angkasa

Mengutip Gizmodo, Rabu (8/11/2023) Vivekanand Vimal, seorang ilmuwan yang fokus di perbangan luar angkasa mengatakan biologi manusia tidak dirancang untuk mampu menangani eksplorasi luar angkasa dan semua manuver intensnya sehingga manusia perlu teknologi untuk membantu.

Peneliti dari Ashton Graybiel Spatial Orientation Lab di Brandeis University ini mempelajari sistem vestibular manusia yang merupakan sekelompok struktur kecil di dalam telinga bagian dalam yang kita andalkan untuk keseimbangan.

Di Bumi, gravitasi menarik organ otolit sistem, yaitu rambut-rambut kecil dengan kristal di dalamnya, yang memberi tahu seberapa jauh kemiringan dari titik keseimbangan.

Namun di luar angkasa, tidak adanya gravitasi menyebabkan para astronot mengalami disorientasi.

"Saat berada dalam gaya berat mikro, astronot tidak akan bisa merasakan dengan jelas di mana letak atas bawah karena tidak ada gravitasi yang kuat," kata Vimal.

Baca juga: Berapa Lama Satu Hari di Mars?

Selain itu penerbangan luar angkasa berdurasi lama akan menyebabkan banyak tekanan fisiologis dan psikologis yang akan membuat astronot sangat rentan terhadap disorientasi spasial.

"Ketika mengalami disorientasi, seseorang astronot tidak lagi dapat mengandalkan sensor internal yang telah mereka andalkan sepanjang hidup mereka," papar Vimal.

Perangkat untuk menentukan atas

Untuk itu, ia mengembangkan perangkat rotasi multi-sumbu yang dikenal sebagai vibrotactor dalam simulasi kondisi penerbangan luar angkasa.

Melalui serangkaian percobaan, Vimal menemukan bahwa vibrotactor dapat membantu astornot melawan disorientasi spasial.

Vibrotactor yang menggunakan isyarat getaran ini diikat ke lengan astronot untuk menunjukkan di mana mereka berada di lingkungannya, apakah terbalik atau miring ke samping.

Halaman Berikutnya
Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com