Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Studi Sebut Sistem Perairan Suku Maya Kuno Dapat Mengatasi Krisis Air

Kompas.com - 21/10/2023, 18:00 WIB
Lulu Lukyani

Penulis

KOMPAS.com - Menurut sebuah penelitian baru, pengetahuan suku Maya kuno dalam menyediakan air minum bersih bagi banyak orang dapat memberikan solusi terhadap kekurangan air di masa depan.

Lisa Lucero, peneliti studi tersebut, menguraikan langkah-langkah yang dilakukan oleh suku Maya kuno untuk menjaga agar manusia tetap terhidrasi.

Sistem perairan suku Maya kuno

Lucero mengatakan bahwa bendungan yang dikelola dengan baik berfungsi sama seperti lahan basah modern, yang mengandalkan proses fisik dan biologis untuk menyaring air tanpa memerlukan bahan kimia.

Dengan wilayah pusatnya di Mesoamerika, Kerajaan Maya mengalami musim kemarau tahunan yang berlangsung selama sekitar lima bulan. Selama periode ini, permukaan sungai turun dan menjadi keruh serta penuh penyakit.

Untuk mengimbangi kelangkaan air musiman, nenek moyang suku Maya membangun bendungan yang merupakan sumber utama air di waduk inilah yang menopang Kerajaan Maya selama lebih dari seribu tahun.

Baca juga: Bagaimana Suku Maya Kuno Memprediksi Gerhana?

Salah satu bendungan terbesar adalah yang menyuplai Kota Tikal, yang mampu menampung lebih dari 900.000 meter kubik air.

Menurut perhitungan Lucero, jumlah ini lebih dari cukup untuk memenuhi kebutuhan minum, mencuci, dan memasak sehari-hari bagi 80.000 orang yang menempati wilayah tersebut pada masa kejayaannya.

Analisis sebelumnya terhadap bendungan Kota Tikal mengungkapkan bahwa dasarnya dilapisi dengan pasir zeolit vulkanik, yang dibawa dari jarak sekitar 30 km dan berfungsi untuk menyaring kotoran serta patogen dari air.

Manfaatkan tanaman air

Selain sistem penyaringan alami ini, suku Maya juga menggunakan tanaman air seperti cattail, alang-alang, dan eceng gondok untuk mencegah genangan air.

Tanaman tersebut dapat menghilangkan nutrisi seperti nitrogen dan fosfor dari air sehingga membatasi pertumbuhan alga.

Baca juga: Apa Rahasia Bangunan Suku Maya Kuno Bisa Awet dan Tahan Lama?

Menurut Lucero, teratai adalah tanaman yang sangat dihormati dalam budaya suku Maya kuno karena hubungannya dengan air bersih, dan oleh sebab itu dikaitkan dengan keluarga kerajaan.

Untuk mendorong pertumbuhan bunga lili air, suku Maya melapisi waduk dengan tanah liat. Pada gilirannya, bunga lili akan menaungi waduk, menjaga air tetap sejuk, mencegah penumpukan alga, sekaligus menyediakan habitat bagi capung, ikan, dan penyu, yang semuanya memangsa nyamuk dan serangga lainnya.

Pada saat yang sama, kotoran ikan dan tanaman air yang mati dapat memberikan nutrisi berkualitas tinggi untuk lahan pertanian suku Maya kuno.

Untuk mengatasi kebutuhan air saat ini dan masa depan, Lucero mengatakan, lahan basah yang dibangun serupa dengan yang dibuat oleh Maya kuno dapat berkontribusi dalam memenuhi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan PBB untuk memastikan akses terhadap air bersih bagi semua orang.

Membahas bagaimana sistem tersebut dapat diterapkan, Lucero menjelaskan, selain membangun lahan basah dengan berbagai ukuran, kolam renang juga bisa dimanfaatkan untuk diubah menjadi lahan basah.

Baca juga: Seperti Apa Papan Skor Permainan Bola Suku Maya Kuno?

Dengan melakukan hal ini, ia mengatakan bahwa kita dapat meningkatkan peluang untuk menghindari nasib yang dialami oleh peradaban Maya, yang akhirnya mengalami kekeringan parah.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com