Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Orang Suku Maya Kuno Makan Cokelat, Tidak Hanya untuk Persembahan Dewa

Kompas.com - 30/09/2022, 16:04 WIB
Monika Novena,
Holy Kartika Nurwigati Sumartiningtyas

Tim Redaksi


KOMPAS.com - Buah kakao yang sering digunakan sebagai bahan pembuat cokelat menempati peringkat atas dalam kebudayaan Suku Maya Kuno. Tidak hanya menjadi persembahan dewa, orang Suku Maya Kuno ternyata juga makan cokelat.

Kakao dianggap suci sehingga digunakan dalam upacara khusus dan ritual keagamaan. Selain itu saking berharganya, buah ini juga dipakai sebagai mata uang.

Namun sebuah penelitian baru mengungkap bahwa buah kakao ternyata tidak hanya secara eksklusif dimanfaatkan oleh kalangan atas saja melainkan dikonsumsi pula oleh kalangan suku Maya kuno lainnya.

Temuan tersebut terungkap setelah peneliti dari University of California Santa Barbara bernama Anabel Ford dan Mattanjah de Vries memeriksa residu kakao dari keramik kuno.

Hasil studi yang kemudian dipublikasikan di Proceedings of the National Academy of Sciences menunjukkan bahwa kakao pada kenyataannya dapat diakses oleh orang biasa dan digunakan dalam perayaan di semua lapisan kalangan suku maya.

"Sudah lama diasumsikan bahwa kakao untuk orang Maya adalah eksklusif," kata Ford.

Dikutip dari Phys, Jumat (30/9/2022) dalam studi peneliti kemudian meneliti 54 pecahan keramik yang berasal dari kota Maya kuno El Pilar.

Studi mencakup analisis kimia dari serpihan keramik termasuk juga biomarker kakao seperti kafein, teobromin, dan teofilin.

Baca juga: Suku Maya Gunakan Abu Kremasi Manusia untuk Bikin Bola Karet, Studi Jelaskan

"Penemuan tanda kimia kakao memungkinkan penyelidikan, tetapi bahan aktif utama, theobromine ternyata tak cukup jelas untuk memastikan atribusi kakao (cokelat yang dimakan orang suku Maya Kuno)," ungkap Ford.

Lebih lanjut, dalam pemilihan keramik untuk diuji, peneliti memprioritaskan vas tempat kakao kemungkinan besar diminum. Namun peneliti juga menguji mangkok, toples, dan piring, serta semua jenis wadah yang memiliki bukti kakao.

Selain itu, dilansir dari IFL Science, secara signifikan sisa-sisa kakao pun diidentifikasi pada keramik di semua zona geografis, termasuk daerah dataran tinggi, kaki bukit, dan lembah.

Penyebaran seperti ini memberikan petunjuk bahwa konsumsi kakao tersebar di berbagai wilayah Maya kuno dan juga status.

"Kami menyimpulkan bahwa biomarker kakao umum dan dapat dikenali di semua wadah domestik dan lahan di area El Pilar, termasuk di rumah berbagai kalangan," tulis peneliti dalam studinya.

Berdasarkan temuan ini, peneliti menjelaskan kakao digunakan tak hanya digunakan dalam ritual bergengsi tetapi juga oleh semua lapisan masyarakat.

"Sekarang kita tahu bahwa kakao ada di semua jenis wadah, selanjutnya kita perlu memahami distribusi dan penggunaan yang lebih besar dari wadah rumah tangga ini," tambah Ford menjelaskan studi tentang orang Suku Maya Kuno makan cokelat yang tidak hanya sebagai persembahan dewa.

Baca juga: Suku Maya Pakai Kalender sejak 2.200 Tahun Lalu, Bukti Awalnya Ditemukan di Guatemala

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com