Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Apakah Mengupil Meningkatkan Risiko Tertular Covid-19?

Kompas.com - 04/08/2023, 17:30 WIB
Monika Novena,
Holy Kartika Nurwigati Sumartiningtyas

Tim Redaksi

KOMPAS - Ada alasan untuk tidak mengupil sembarangan, selain tidak sopan, hal itu menurut penelitian baru dapat meningkatkan risiko tertular Covid-19.

Hubungan antara kebiasaan mengupil dengan Covid-19 ini didapat setelah peneliti dari Vrije Universiteit Amsterdam di Belanda melakukan studi terhadap petugas kesehatan yang berisiko lebih besar tertular virus SARS-CoV-2.

Studi tersebut juga mengamati bagaimana faktor-faktor seperti mengupil atau memakai kacamata dapat memengaruhi risiko itu.

Risiko mengupil dan infeksi Covid-19

Dikutip dari Science Alert, Jumat (4/8/2023) dalam studi ini, peneliti meminta sebanyak 219 profesional kesehatan menyelesaikan survei penelitian.

Baca juga: Apakah AC Bisa Membuat Sakit?

Hasil survey menunjukkan mereka yang mengaku mengupil lebih mungkin berisiko tertular atau terinfeksi Covid-19 selama enam bulan.

Tingkat infeksi Covid-19 yang ditimbulkan adalah 17 persen ketika kebiasaan mengorek hidung dilakukan jika dibandingkan dengan 5,9 persen dengan yang tidak melakukan.

Kendati demikian, hasil studi ini tidak membuktikan bahwa mengupil menyebabkan infeksi. Itu hanya menyoroti asosiasi.

Namun, para peneliti berpendapat bahwa tindakan mengorek hidung dapat memindahkan virus yang tidak sehat ke mukosa (atau selaput lunak) di dalam hidung.

"Dapat dihipotesiskan bahwa sering mengupil di lingkungan dengan tingkat sirkulasi virus yang tinggi memungkinkan transfer virus ke mukosa hidung atau mulut," tulis para peneliti dalam makalah mereka.

Baca juga: Apakah Kita Berkeringat Saat Berenang?

 

Kebiasaan ini menurut peneliti juga dapat menyebabkan orang lain tertular virus. Itu terjadi saat mereka menyentuh permukaan benda lalu tanpa sengaja mengupil dan memindahkan virus tersebut ke hidung yang kemudian menginfeksi orang tersebut.

Meskipun studi ini hanya didasarkan pada pelaporan mandiri dan akan membutuhkan lebih banyak eksperimen terkontrol untuk mendukungnya, hal tersebut memperluas pemikiran kita tentang bagaimana Covid-19 dapat menular, terutama di lingkungan perawatan kesehatan.

Infeksi SARS-CoV-2 belum sepenuhnya hilang. Bagi banyak orang, gejalanya dapat bertahan selama beberapa bulan atau lebih, sehingga para ilmuwan masih tertarik untuk mempelajari bagaimana Covid-19 menyebar.

"Mengupil belum pernah dilaporkan sebelumnya sebagai faktor risiko tertular SARS-CoV-2. Temuan ini menyoroti pentingnya rongga hidung sebagai tempat transit utama untuk SARS-CoV-2," tambah para peneliti.

Penelitian yang menunjukkan hubungan kebiasaan mengupil dan risiko tertular Covid-19 ini telah dipublikasikan di jurnal PLOS ONE.

Baca juga: Apakah Cairan Vape Beracun untuk Tubuh?

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com