Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 26/06/2023, 15:30 WIB
Lulu Lukyani

Penulis

KOMPAS.com - Tidak semua orang memiliki kemampuan bermusik atau bernyanyi layaknya profesional. Namun, ada beberapa orang yang sangat kesulitan untuk memahami nada musik sehingga dijuluki "tuli nada". 

Biasanya, orang yang tuli nada tidak bisa menyanyi dengan selaras, tidak bisa membedakan nada dan pitch, bahkan, dalam kondisi ekstrem, tidak bisa merasakan musik.

Apakah kondisi tuli nada benar-benar ada?

Dilansir dari Live Science, tuli nada adalah gangguan neurologis yang nyata, yang juga disebut amusia. Perlu digarisbawahi bahwa tidak semua orang yang tidak memiliki keterampilan musik mengalami amusia.

Amusia dapat berkisar dari kesulitan ringan dalam mengenali melodi hingga ketidakmampuan total untuk membedakan antara not musik yang berbeda. 

Baca juga: Bagaimana Beethoven Bisa Mencipta Musik meski Tuli?

Isabelle Peretz, profesor psikologi di University of Montreal yang berspesialisasi dalam neurokognisi musik, mengatakan bahwa untuk sebagian besar penderita, tuli nada merupakan kondisi turun-temurun.

Beberapa orang dapat mengembangkan kondisi tuli nada di kemudian hari, biasanya sebagai akibat dari stroke atau trauma otak yang serius. Ini merupakan bentuk amusia yang jauh lebih jarang.

Bagaimana rasanya menderita tuli nada?

Salah satu konsekuensi amusia bawaan adalah penderitanya cenderung kesulitan mengenali musik yang pernah ia dengar sebelumnya, tanpa bantuan lirik lagu.

Meski demikian, Karen Wise, peneliti di Sekolah Musik & Drama Guildhall, London, menegaskan bahwa amusia bervariasi antar individu, sebagaimana pengalaman orang-orang yang suka musik.

Baca juga: Fakta-fakta Menarik Beethoven, Komposer Musik Klasik Dunia

Wise mengatakan, bentuk amusia yang paling umum adalah berbasis nada. Sebuah studi kecil tahun 2002 terhadap 11 orang dewasa dengan gangguan musik juga menemukan ini, menunjukkan bahwa amusia bawaan terkait dengan ketidakmampuan yang parah dalam memproses variasi nada.

Terlepas dari konsekuensi ini, dalam sebuah studi tahun 2002, orang-orang yang mengalami gangguan musik diketahui mampu memproses dan mengenali suara lingkungan yang umum, suara manusia, atau ritme dan kualitas musik lisan.

Pasalnya, kata peneliti, gangguan tersebut muncul khusus untuk domain musik. Misalnya, orang dengan amusia dapat mengenali ketika seseorang mengajukan pertanyaan dan membuat pernyataan, mungkin karena perbedaan intonasi ucapan.

Penelitian menjelaskan, ini mungkin disebabkan oleh penggunaan variasi nada yang lebih besar dari setengah oktaf untuk menyampaikan informasi yang relevan. Sebaliknya, melodi kebanyakan menggunakan interval nada kecil.

Baca juga: Mengapa Manusia Mendengarkan Musik?

Beberapa orang yang mengalami tuli nada sepenuhnya sadar bahwa mereka memiliki kondisi tersebut, sementara yang lain dapat hidup selama bertahun-tahun, mungkin seumur hidup mereka, tanpa mengetahui kondisi tersebut. 

Ini karena tuli nada dapat bermanifestasi dalam berbagai cara dan tingkat keparahannya bervariasi antar individu. 

Meski demikian, Peretz mengatakan, seperti penderita disleksia yang bisa belajar membaca, orang yang tuli nada juga seharusnya bisa meningkatkan kemampuan mereka untuk mengenali nada, jika upayanya dimulai sejak dini.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com