Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 18/01/2023, 16:00 WIB
Lulu Lukyani

Penulis

KOMPAS.com - Sadar atau tidak, otak kita terus berpikir tanpa henti. Ketika beraktivitas atau ketika tidak melakukan apa pun selalu ada pikiran dalam otak kita.

Kita sering berada dalam lingkaran pemikiran yang tak ada habisnya. Terkadang, kita mencoba menghentikan aliran pikiran yang tak ada habisnya ini dengan mengatakan pada diri sendiri untuk berhenti berpikir. 

Bisakah manusia berhenti berpikir?

Michael Halassa, asisten profesor di Department of Brain and Cognitive Sciences, MIT, bisa atau tidaknya manusia berhenti berpikir bergantung pada bagaimana kita mendefinisikan "berpikir".  

Dilansir dari Live Science, pikiran, yang merupakan hasil dari pembakaran kimiawi antar sel otak, dapat terjadi baik pada tingkat sadar maupun tidak sadar. Jenis pemikiran yang kita sadari, seperti pikiran yang muncul menjelang tidur, secara teori, dapat diredam.

Baca juga: Apakah Manusia Bisa Dihidupkan Lagi Setelah Dibekukan?

Halassa mengatakan, mungkin hal tersebut bisa dicapai melalui latihan meditasi, meski tidak jelas seberapa banyak keadaan kosong tanpa pikiran yang dapat dicapai. 

Sementara itu, Julia Kam, ilmuwan kognitif di Knight Lab, University of California, Berkeley, mengatakan bahwa ia tidak tahu apakah benar-benar berhenti berpikir secara teoritis mungkin untuk dilakukan dan jika bisa, menurutnya, hal itu akan sangat sulit untuk diuji. 

Kam juga setuju dengan Halassa bahwa definisi "berpikir" dapat mengubah jawaban atas pertanyaan ini.

Kam menjelaskan, jika yang dimaksud "berpikir" seperti melakukan dialog batin dengan diri kita sendiri, maka, ya, kita bisa menghentikan dialog batin itu. Tetapi, jika berpikir berarti tidak memusatkan perhatian pada sesuatu yang khusus, menurutnya, hal itu sangat sulit dilakukan bagi orang awam.

Baca juga: Apakah Depresi Bisa Diturunkan dari Keluarga? Ini Faktor Risikonya

Kam mengatakan, ada perbedaan antara memiliki pikiran dengan menyadari bahwa kita sedang berpikir. Jadi, jika kita bertanya pada seseorang tentang apa yang mereka pikirkan dan mereka menjawab "tidak ada", mereka mungkin tidak sadar bahwa mereka sedang berpikir. 

Misalnya, Anda mungkin sedang memikirkan suatu masalah dan Anda kemudian menyadarinya ketika seseorang menepuk bahu Anda dan menarik Anda keluar dari pikiran tersebut. 

Menurut Halassa, orang yang merasa tidak memikirkan apa pun juga bisa mengalami aliran pikiran kesadaran yang tidak menceritakan kisah yang koheren.

Meski demikian, perlu digarisbawahi bahwa otak tidak pernah benar-benar berhenti "berpikir" dalam arti yang lebih luas.

Baca juga: Apakah Hewan Mengenali Dirinya di Depan Cermin?

Halassa mengatakan, sebagian besar pikiran terjadi di latar belakang, tanpa kita sadari, dan sebenarnya tidak ada cara untuk "mematikannya".

Misalnya, ketika kita melihat wajah yang tidak asing di suatu tempat dan kita berpikir mengenal orang tersebut, mungkin kita tidak bisa langsung mengingat namanya. Namun, berjam-jam kemudian, kita tiba-tiba bisa mengingatnya. Halassa mengatakan, itu adalah hasil dari otak yang "berpikir" di latar belakang.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com