Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pencitraan Intrakoroner, Revolusi Alat Medis yang Bantu Dokter Melihat Langsung ke Pembuluh Darah

Kompas.com - 03/08/2022, 17:01 WIB
Zintan Prihatini,
Bestari Kumala Dewi

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Pembuluh darah arteri koroner dapat mengalami penyempitan, seiring dengan bertambahnya usia.

Proses penyempitan alami itu disebut sebagai aterosklerosis, yang kondisinya bisa berbeda pada setiap orang.

Dokter Spesialis Jantung dan Pembuluh Darah Konsultan Kardiologi Intervensi Rumah Sakit Pondok Indah – Pondok Indah, dr Wishnu Aditya Widodo, Sp.JP (K), FIHA, mengatakan ada sejumlah cara memeriksa arteri koroner.

Di antaranya termasuk treadmill test, kateterisasi jantung, multi slice computed tomography (MSCT) koroner, MRI, dan nuclear perfusion. Dari berbagai modalitas tersebut, yang paling revolusioner ialah pencitraan intrakoroner atau intravascular imaging.

Baca juga: Kapan Pasien Penyakit Jantung Koroner Harus Jalani Operasi Bypass Jantung?

Alat ini diklaim sebagai modelitas baru yang bisa lebih detail melihat pembuluh darah. Meski sudah ada sejak 1980, nyatanya pencitraan intrakoroner mulai populer sekitar tahun 2012.

"Kalau selama ini kita menilai pembuluh darah dari luar, sekarang kita bisa melihatnya dari dalam dan ini merupakan langkah berikut dalam intervensi koroner," terang Wishnu dalam diskusi virtual Diagnosis Faktor Risiko Penyakit Jantung yang digelar RS Pondok Indah, Senin (1/7/2022).

"Jadi kita bisa lihat struktur penyempitannya seberapa, kalau dipasang stent kita bisa lihat dia terbuka atau tidak," sambungnya.

Pencitraan ini dapat dilakukan berdasarkan ultrasonografi (USG) maupun infrared yang disebut OCT (optical coherence tomography).

Adapun OCT adalah modalitas pencitraan optik, yang berfungsi membuat gambar dari struktur mikro jaringan. Dalam penggunaannya, dokter akan memasukkan kabel serat optik ke pembuluh darah untuk menghasilkan gambar.

Alat yang masuk ke pembuluh darah bisa menghasilkan setidaknya 540 gambar dalam waktu 2 hingga 3 detik dengan resolusi tinggi.

"Resolusi OCT lebih bagus karena frame rate-nya sangat tinggi. Tidak ada keraguan (dalam) penggunaan OCT karena memberikan output yang lebih baik," ungkap Wishnu.

Kenapa perlu dilakukan pencitraan intrakoroner?

Dokter Wishnu memaparkan, pencitraan intrakoroner dapat melihat jenis sumbatan yang tidak bisa dilakukan oleh angiografi klasik.

Dengan melihat jenis sumbatan, kata dia, dokter bisa segera menentukan strategi penanganannya terhadap pasien.

Kemudian dapat dilihat evaluasi hasilnya, dan menyingkirkan kemungkinan komplikasi yang terjadi jika ada robekan ataupun penggumpalan darah yang tak terdeteksi.

"Ini semua bukan hanya teori, karena penelitiannya sudah ada memberikan hasil jangka panjangnya jadi jauh lebih baik," terangnya.

Baca juga: Fakta atau Mitos? 10 Asumsi tentang Penyakit Jantung dan Pembuluh Darah

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com