KOMPAS.com - Pasien kusta berisiko mengalami amputasi di area tubuh tertentu apabila tidak ditangani dengan baik.
Hal itu disampaikan Kepala Puskesmas Pondoh, Kecamatan Juntinyuat, Kabupaten Indramayu dr Novie Indra Susanto.
Bakteri Mycobacterium leprae yang menyebabkan kusta, dapat menyerang saraf hingga membuatnya tidak berfungsi seperti normalnya.
Menurut dia, jika sistem saraf yang mengatur rasa nyeri tidak berfungsi maka pasien tidak bisa merasakan luka di tubuh.
Dengan demikian, luka bisa saja terabaikan yang mana akan memperburuk kondisinya. Dia mengungkapkan, bahwa ketika luka itu menyebabkan kematian jaringan maka bukan tidak mungkin pasien akan diamputasi.
"Penyebab amputasi umumnya karena jaringannya sudah mati. Karena memang jaringannya sudah mati, tidak lagi berfungsi, karena kalau jaringannya sudah mati apalagi yang mau dipertahankan," terang Novie saat ditemui di Desa Segeran Lor, Indramayu usai kegiatan bersama Yayasan NLR Indonesia, Rabu (6/7/2022).
Baca juga: Indramayu Jadi Wilayah dengan Kasus Kusta Tertinggi se-Jawa Barat, Kok Bisa?
Sebaliknya, jika jaringan yang mati di bagian tubuh pasien kusta ini dibiarkan atau dipertahankan, maka akan berisiko membuat area tubuh yang lain ikut terinfeksi oleh gas-gas beracun.
"Takutnya meracuni, akhirnya kematian jaringan menjalar ke jaringan yang sehat, jadi makin meluas. Amputasi adalah pilihan terakhir," lanjutnya.
Dokter Novie menyebut, ada satu orang yang pernah mengalami kusta (OYPMK) di desanya yang diamputasi karena terlambat memeriksakan diri ke puskesmas. Beberapa jarinya pun harus mengalami amputasi untuk mencegah infeksi menjalar ke bagian tubuh lainnya.
"Dia sudah sembuh, tapi dia memang amputasinya baru sampai bagian-bagian jari. Meskipun begitu, orangnya enggak minder, dengan kita selalu bimbing bahwa 'sudah kamu sudah sembuh' kalau misalnya masalah ada luka wajar nanti bisa diobati," ujarnya.
Gejala kusta yang khas, biasanya tubuh pasien ditandai munculnya bercak putih-putih disertai mati rasa, yang umumnya muncul di tangan dan kaki.
Baca juga: Indramayu Catat Kasus Kusta Terbanyak di Jawa Barat, Bagaimana Upaya Penangannya?