Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tingkat Karbon Dioksida di Atmosfer Bumi Catat Rekor Tertinggi, Ini Kata NOAA

Kompas.com - 07/06/2022, 09:03 WIB
Zintan Prihatini,
Bestari Kumala Dewi

Tim Redaksi

KOMPAS.com - National Oceanic and Atmospheric Administration (NOAA), baru-baru ini mengungkapkan bahwa tigkat karbon dioksida di atmosfer Bumi mencatat rekor tertingginya.

Dalam laporan yang dirilis NOAA, kadar karbon dioksida pada bulan Mei 2022 setidaknya 50 persen lebih tinggi dibandingkan era pra-industri.

Seperti dilansir dari Science Alert, Sabtu (4/6/2022) hasil itu didapatkan setelah peneliti melakukan pengukuran karbon dioksida di observatorium Mauna Loa di Hawaii.

Mereka berkata, keberadaan gas karbon dioksida di puncak gunung berapi Mauna Loa membuktikan atmosfer Bumi lebih berbahaya dibandingkan saat zaman pra-industri.

Baca juga: Terungkap, Dampak Karbon Dioksida pada Bumi 30 Juta Tahun Lalu

Perlu diketahui, karbon dioksida adalah gas rumah kaca yang memerangkap panas dan secara perlahan menyebabkan pemanasan global. Gas ini akan tetap berada di atmosfer maupun lautan selama ribuan tahun lamanya.

"Karbon dioksida berada pada tingkat yang belum pernah dialami sebelumnya, tetapi ini bukan hal baru," ujar ilmuwan di Global Monitoring Laboratory Pieter Tans.

Para peneliti menyebut, bulan Mei merupakan bulan dengan tingkat emisi karbon dioksida yang tertinggi di setiap tahunnya.

Namun, berdasarkan pengukuran polusi di atmosfer konsentrasi gas tersebut telah melewati ambang batas yang ditetapkan yakni 420 bagian per sejuta (ppm) pada Mei 2022 lalu.

Sementara Mei 2021 konsentrasinya mencapai 419 ppm, dan pada Mei 2020 sebesar 417 ppm.

"Sebelum Revolusi Industri, tingkat CO2 (karbon dioksida) tetap stabil di sekitar 280 ppm," tulis NOAA dalam laporannya.

Baca juga: Pada 2025, Level Karbon Dioksida di Atmosfer Bisa Cetak Rekor Tertinggi

Berdasarkan catatan NOAA, tingkat karbon dioksida di atmosfer saat ini serupa dengan yang terjadi sekitar 4,1 hingga 4,5 juta tahun yang lalu, di mana konsentrasinya bisa di atas 400 ppm.

Konsentrasi karbon dioksida yang tinggi itu diprediksi akan terus meningkat, seiring dengan terjadinya pemanasan global atau global warming.

"Kita dapat melihat dampak perubahan iklim di sekitar kita setiap hari. Peningkatan karbon dioksida tanpa henti yang diukur di Mauna Loa adalah pengingat, bahwa kita perlu mengambil langkah-langkah dan serius untuk menjadi bangsa yang lebih siap menghadapi perubahan iklim," papar Administrator NOAA Rick Spinrad dilansir dari NDTV, Minggu (5/6/2022).

Aktivitas manusia terutama pasokan energi listrik menggunakan bahan bakar fosil, transportasi, produksi semen, atau penggundulan hutan, diyakini sebagai penyebab pemanasan global.

Efek dari pemanasan global, kata NOAA, telah menyebabkan gelombang panas yang ekstrem, kekeringan, kebakaran, bahkan banjir.

Baca juga: Mangrove Indonesia Bisa Serap dan Simpan Karbon Dioksida Global

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com