Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Peringatan Kartini Usai Kepergiannya, dari Masa Kolonial ke Era Kemerdekaan

Kompas.com - 21/04/2022, 19:30 WIB
Monika Novena,
Bestari Kumala Dewi

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Kematian Kartini yang tiba-tiba pada 17 September 1904 setelah melahirkan putera laki-lakinya menyisakan kesedihan yang mendalam. Kerabat dan sahabat tak ada yang menyangka kalau Kartini pergi begitu cepat.

Bahkan dalam buku Kartini: Sebuah Biografi yang ditulis Sitisoemandari Soeroto, diceritakan bagaimana terpukulnya suami Kartini, RM Djojo Adiningrat kehilangan belahan jiwanya.

Namun meski jasadnya sudah terpendam di pemakaman, ternyata tak melunturkan pemikiran-pemikirannya yang progresif.

Baca juga: Kenapa RA Kartini Menjadi Pahlawan Nasional?

Buah pikirannya ini justru membuat Kartini yang sebelumnya sudah dikenal menjadi makin populer, baik di kalangan orang Hindia Belanda dan juga Nusantara.

Pemikiran Kartini memang mendobrak zaman. Di tengah budaya feodal, ia telah berpikir untuk memperjuangankan kesetaraan dan kemajuan perempuan.

Dari kumpulan surat Kartini dalam buku terjemahan Sulastin, Kartini mengungkapkan cita-cita yang dimaksud antara lain penghapusan tradisi pingit, tradisi kawin paksa, poligami dan tradisi dibodohkan.

Kepopuleran Kartini menurut Tedy Harnawan dalam artikelnya di Jurnal Sejarah bermula ketika Mr. Abendanon yang menjabat sebagai Direktur Pendidikan, Agama dan Industri Hindia Belanda mengumpulkan surat-surat Kartini dengan sahabat penanya di Belanda dan menerbitkannya ke dalam buku berjudul Door Duisternis Tot Licht (Habis Gelap Terbitlah Terang) pada tahun 1911.

Abendanon terkejut dengan sambutan dari penerbitan buku itu. Sampai-sampai sejak tahun 1900 hingga 1945, sudah ada kurang lebih 1.600 surat kabar berbahasa Belanda yang memuat tulisan tentang Kartini.

Popularitas Kartini terus berjalan seiring dengan kemenangan kelompok Sosialis di Parlemen Belanda yang merumuskan Politik Etis pimpinan Van Deventer.

Ia kemudian juga menginisiasi Yayasan Kartini (Kartinifonds), Perkumpulan Kartini (Kartinivereeniging), yang disusul dengan pendirian Sekolah Kartini (Kartinischool) pada tahun 1912 di Semarang serta diikuti di daerah-derah lain.

Baca juga: Cita-cita Kartini yang Tercapai Usai Kepergiannya

Halaman Berikutnya
Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com