Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kelompok Perempuan Waifuna Buka Sasi Usai Tutup Setahun, Untuk Apa?

Kompas.com - 05/04/2022, 16:05 WIB
Ellyvon Pranita,
Bestari Kumala Dewi

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Kelompok Perempuan Waifuna di Kampung Kapatcol, Distrik Misool Barat, Kabupaten Raja Ampat melakukan buka sasi setelah ditutup selama satu tahun.

Sebagai informasi, sasi merupakan salah satu praktik adat untuk mengelola sumber daya alam secara berkelanjutan yang masih diterapkan hingga saat ini di wilayah Maluku dan Papua.

Bird’s Head Seascape Manager Yayasan Konservasi Alam Nusantara (YKAN), Lukas Rumetna mengatakan, secara garis besar sasi adalah sebuah mekanisme adat untuk mengatur pengelolaan sumber daya alam, baik di darat maupun di laut, dalam jangka waktu tertentu.

Baca juga: Misool Timur Terapkan Sistem Sasi Adat untuk Kelola Teripang

“Selama sasi berlaku, tidak ada yang boleh mengambil sumber daya di dalam wilayah yang sedang dilakukan sasi hingga tiba waktunya dibuka,” kata Lukas.

Dalam perjalanannya, Waifuna mendapat pendampingan pengelolaan sasi berkelanjutan, berdasarkan sains, melalui jalinan kemitraan dengan YKAN.

Di antaranya dengan mengembangkan kesepakatan sasi berdasarkan hasil monitoring populasi teripang dan lobster.

Kesepakatan sasi harus dipatuhi anggota kelompok seperti hanya boleh mengambil biota yang sudah dewasa dan menggunakan alat tangkap yang ramah lingkungan.

Keunikan dan hasil sasi di Waifuna

Almina Kacili, salah satu anggota Kelompok Perempuan Waifuna.dok. YKAN Almina Kacili, salah satu anggota Kelompok Perempuan Waifuna.
Secara tradisi, wilayah sasi biasanya dikelola oleh kaum laki-laki. Namun, uniknya di Kampung Kapatcol, wilayah sasi dikelola oleh para perempuan.

Hak kepemilikan perempuan ini pun diakui sepenuhnya oleh pemerintah kampung, gereja, dan pemegang adat.

Ketua Kelompok Waifuna, Almina Kacili mengatakan bahwa perempuan juga harus diperhitungkan dalam kegiatan sasi ini, tidak hanya kaum laki-laki saja.

“Perempuan juga harus berada di garis depan dalam menjaga kelestarian alam. Hal lain yang tak kalah penting adalah dengan menanamkan prinsip-prinsip pelestarian alam di lingkungan keluarga,” kata Almina.

Hasil penjualan dari buka sasi tersebut digunakan untuk mendukung kegiatan keagamaan, sosial-kemasyarakatan, dan tabungan pendidikan bagi warganya.

Dikarenakan komitmen dan dedikasi tersebut, pada tahun 2019, pemerintah kampung setempat memperluas areal sasi menjadi 215 hektare, dari 32 hektare pada waktu awal kelompok ini dibentuk tahun 2010.

Baca juga: Coremap CTI Bantu Dorong Pengembangan Model Pengelolaan Pesisir Raja Ampat

Almina menambahkan, kegiatan pengelolaan wilayah sasi yang mereka lakukan bukannya tanpa tantangan, saat ini yang dihadapi Waifuna adalah terkait perubahan iklim.

“Beberapa tahun terakhir, ombak besar, angin kencang, dan hujan harus kami hadapi. Saat harus patroli di wilayah sasi, ada ombak dan angin kencang,” ujarnya.

Untuk mendukung komitmen yang sudah berjalan dan menghadapi tantangan perubahan iklim, kelompok Waifuna juga mendapat pendampingan tentang manajemen organisasi, yang diterapkan dalam membagi kelompok ke dalam beberapa fungsi yakni menyelam, memanen, mencatat hasil, dan mengelola keuangan.

Kegiatan sasi yang dikelola Kelompok Perempuan Waifuna ini, diharapkan dapat memperbaiki kondisi ekologi, sosial dan ekonomi masyarakatnya.

Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi Papu Barat, Jacobis Ayomi M.Si mengatakan, pihaknya memberikan apresiasi setinggi-tingginya kepada Kelompok Perempuan Waifuna dan YKAN yang telah mendukung pengelolaan berkelanjutan sumber daya kelautan di Kabupaten Raja Ampat.

“Lewat kiprah Kelompok Perempuan Waifuna, kita belajar bahwa perempuan dapat berperan penting dalam pelestarian lingkungan sekaligus melestarikan tradisi luhur seperti sasi, sebagai wujud dari pemanfaatan berbasis masyarakat adat di dalam Zona Sasi Kawasan Konservasi," jelasnya.

Baca juga: Update Siklon Tropis Surigae, Dampak Cuaca di Raja Ampat hingga Maluku

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com