Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Singapura Tetapkan Hidup Berdampingan dengan Covid-19, Mungkinkah Indonesia Lakukan Hal Sama?

Kompas.com - 25/03/2022, 20:23 WIB
Zintan Prihatini,
Bestari Kumala Dewi

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Pemerintah Singapura memutuskan untuk hidup berdampingan dengan Covid-19, mulai 29 Maret 2022 mendatang. Hal itu ditandai dengan pelonggaran terkait peningkatan kapasitas orang berkumpul, serta penggunaan masker yang opsional di ruang terbuka.

Perdana Menteri Singapura Lee Hsien Loong mengungkapkan, bahwa ketentuan masuk bagi turis internasional dan domestik di negaranya pun dilonggarkan.

"Setelah langkah besar ini, kami akan menunggu beberapa saat agar situasi stabil. Jika semuanya berjalan dengan baik, kami akan melakukan pelonggaran lebih lanjut," ucap Loong dilansir dari The Straits Times, seperti diberitakan Kompas.com, Jumat (25/3/2022).

Kendati demikian, dirinya menyampaikan masih ada kemungkinan potensi gelombang kasus infeksi baru, sehingga pembatasan tertentu tidak dapat dikesampingkan.

Baca juga: Apa Saja Indikator Pandemi Covid-19 Menjadi Endemi? Ini Kata IDI

Menanggapi hal ini, Epidemiolog dari Griffith University Dicky Budiman, mengatakan pelonggaran aturan Covid-19 di Singapura memang merupakan rencana dalam masa transisi di negara tersebut.

Pasalnya, cakupan vaksinasi Covid-19 pada lansia di Singapura sudah mencapai lebih dari 94 persen.

"Selain secara pertumbuhan kasus, saat ini memang (kasus Covid-19 di Singapura) di posisi yang landai, namun kalau berbicara risiko tetap (ada)," papar Dicky saat dihubungi Kompas.com, Jumat (25/3/2022).

Akan tetapi, Dicky mencatat bahwa pelonggaran aturan Covid-19 di Singapura masih belum dikatakan ideal.

"Sekali lagi, kalau bicara (pelonggaran aturan Covid-19) ideal ya belum. Walaupun Singapura sudah relatif aman karena vaksinasi lengkap di atas 70 tahunnya sudah di atas 94 persen," imbuhnya.

Baca juga: Mudik Diperbolehkan, Epidemiolog: Harus Ada Aturan yang Jelas

Di sisi lain, Dicky menilai bahwa keputusan Singapura saat ini terlalu longgar dan cepat. Sebab, Singapura sebelumnya pernah memberlakukan aturan serupa yang akhirnya harus memperketat kembali kebijakan Covid-19 di negaranya.

"Ini modalnya memang sudah lebih baik, tapi kalau kebijakan masker ini tetap harus dijaga," tegas Dicky.

Lantas, apakah Indonesia bisa menyusul Singapura yang akan hidup berdampingan dengan Covid-19?

Menjawab hal ini, menurut dia, Indonesia harus mengejar cakupan vaksinasi Covid-19 terutama pada lansia dan orang dengan penyakit penyerta (komorbid). Adapun target vaksinasi dosis lengkap tersebut harus di atas 90 persen.

"Itu (target vaksinasi) belum (tercapai) kita, apalagi bicara distribusi (vaksin) yang merata kan belum. Indonesia setidaknya akhir tahun ini lah kita lihat bergantung pada kecepatan vaksinasi kita," tutur Dicky.

Sebagai informasi, menurut Kementerian Kesehatan (Kemenkes) cakupan vaksinasi dosis kedua di Indonesia hingga Kamis (24/3/2022) mencapai 75,13 persen atau 156.465.415.

Kemudian, Dicky menggarisbawahi bahwa vaksinasi adalah salah satu indikator untuk Indonesia hidup berdampingan dengan Covid-19. Sementara indikator lainnya adalah angka reproduksi virus harus di bawah 1, dan test positivity rate harus di bawah 1 persen.

"Jadi indikator ini juga tidak bisa dilepaskan," ucapnya.

Baca juga: Hasil Sero Survei: 86,6 Persen Populasi Indonesia Sudah Miliki Antibodi Covid-19

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com