Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sakit Perut Setelah Minum Susu, Apa Sebabnya? Ini Kata Dokter

Kompas.com - 16/03/2022, 19:03 WIB
Zintan Prihatini,
Bestari Kumala Dewi

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Sebagian orang mungkin pernah merasakan sakit perut setelah minum susu sapi. Kondisi ini, biasa dianggap sebagai intoleransi laktosa.

Padahal, minum susu penting untuk kesehatan tubuh, terutama dalam meningkatkan imunitas di tengah pandemi Covid-19.

"Sayangnya konsumsi susu tidak semua orang bisa, apalagi pada orang dewasa," papar Dokter Spesialis Gizi Klinik di Departemen Ilmu Gizi Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia - RS Cipto Mangunkusumo, Dr dr Fiastuti Witjaksono, SpGK (K), dalam webinar, Selasa (15/3/2022).

"Sering terjadi pada orang dewasa itu konsumsi susu timbul diare, sakit perut, sering buang angin, sembelit, bahkan kadang-kadang muntah," sambungnya.

Baca juga: Susu Steril, Pasteurisasi, dan UHT, Apa Bedanya?

Di samping itu, dirinya menegaskan bahwa tidak semua orang yang memiliki efek samping setelah minum susu mengalami intoleransi laktosa.

Jika dilihat dari komposisi di dalam susu, 86,5 persen di antaranya adalah air. Susu juga mengandung karbohidrat yang disebut sebagai laktosa, kandungan ini lah yang kerap disebut sebagai penyebab dari munculnya permasalahan pada pencernaan.

"Padahal kadang-kadang kita belum periksa kita intoleransi laktosa atau tidak, tetapi (laktosa) selalu menjadi biang kerok," jelasnya.

Lebih lanjut dia mengatakan, bukan hanya laktosa yang menjadi penyebab berbagai gangguan pencernaan setelah mengonsumsi susu, tetapi juga berhubungan dengan protein di dalam susu, yakni beta-kasein.

Susu sapi terbagi menjadi beberapa jenis, di antaranya susu A1 dan susu A2. Dokter Fiastuti menuturkan, bahwa susu sapi A1 berasal dari sapi yang dikembangbiakkan secara khusus untuk menghasilkan susu, dan memiliki kandungan protein A1 dan protein A2 beta-kasein.

Sedangkan, susu sapi A2 berasal dari sapi spesial yang diseleksi khusus, dan hanya memiliki kandungan protein A2 saja tanpa A1.

Baca juga: Serba-serbi Alergi Susu Sapi, dari Penyebab, Pencegahan hingga Reaksinya

Susu sapi A1 mengandung enzim bernama senyawa BCM-7 (beta-casomorphin), yang dapat menimbulkan gejala serupa dengan intoleransi laktosa.

"Fragmen BCM-7 yang menyebabkan timbulnya masalah kesehatan pada tubuh, di antaranya masalah pencernaan yang mencerna susu sapi. Satu perbedaan asam amino dalam susu menyebabkan perbedaan di pencernaan dan penyerapan susu," ungkapnya.

Untuk diketahui, beta-casomorphin-7 atau BCM-7 adalah komponen bioaktif pada susu sapi A1 yang berfungsi seperti morfin, dengan merangsang berbagai reseptor opia pada sistem saraf, hormon, dan imunitas.

"Sayangnya, berbagai kandungan di dalam susu baik laktosa ata protein kadang menyebabkan kita tidak bisa mengonsumsi susu dengan optimal," terang Fiastuti.

Jika BCM-7 melewati saluran pencernaan, berpotensi masuk ke otak dan memblok area tertentu kemudian memengaruhi fungsi otak. Pada kesempatan tersebut, Fiastuti menyebutkan beberapa dampak negatif dari protein A1 antara lain:

  • Munculnya rasa mual dan kembung akibat reaksi minum susu
  • Sakit perut
  • Muntah
  • Meningkatkan risiko penyakit jantung, diabetes tipe 1 dan autoimun

"Tolong dipikirkan selain kita lactose intolerant, ternyata penelitian 10 tahun terakhir mendapatkan ada jenis protein beta-kasein A1 yang bisa menimbulkan masalah pada kita," tutur Fiastuti.

Dirinya menyarankan agar mengonsumsi susu sapi A2 sebagai pengganti susu A1, jika Anda merasakan efek sakit perut setelah minum susu. Selain itu, periksakan diri ke dokter untuk mengetahui penyebab pasti dari kondisi tersebut.

Baca juga: Benarkah Minum Susu Bisa Menurunkan Risiko Penyakit?

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com