Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ahli Temukan Hewan Bermata Lima, Kali Kedua dalam Sejarah

Kompas.com - 10/02/2022, 16:30 WIB
Mela Arnani,
Shierine Wangsa Wibawa

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Para peneliti telah berhasil mengidentifikasikan Utaurora comosa sebagai spesies kedua yang pernah ditemukan dalam famili Opabiniid (Opabiniidae).

Untuk diketahui, Opabiniidadalah arthropoda bertubuh lunak dengan eksoskeleteon tersegmentasi yang hidup di dasar laut selama Miaolingian, sekitar 509-497 juta tahun yang lalu.

Hewan-hewan dalam famili ini memiliki karakteristik fisik khas seperti lima mata yang menonjol pada tangkai dari kepalanya, mulut yang menghadap ke belakang, dan belalainya yang berbentuk tabung dan berongga.

Sebelumnya, para peneliti hanya pernah menemukan satu spesies saja, yakni Opabinia regalis. Itu pun dideskripsikan pertama kali pada 1912 atau lebih dari satu abad yang lalu.

Dilansir dari Science Alert, Kamis (10/2/2022); para peneliti sempat mengira U. comosa sebagai bagian dari famili Radiodonta. Namun, penelitian lebih lanjut membuatnya diklasifikasi ulang sebagai Opabiniid.

Baca juga: 5 Penemuan Fosil Dinosaurus Paling Menarik Sepanjang 2021

“Analisis filogenetik awal (fosil) menunjukkan spesies itu paling erat kaitannya dengan Opabinia,” ujar ahli paleontologi dari Universitas Harvard Jo Wolfe.

“Kami menindaklanjuti dengan lebih banyak tes untuk menginterogasi hasil itu menggunakan model evolusi dan kumpulan data yang berbeda untuk memvisualisasikan berbagai jenis hubungan yang mungkin dimiliki fosil ini,” lanjut dia.

Klasifikasi ulang Utaurora comosa

Fosil Utaurora comosaS. Pates Fosil Utaurora comosa

Utaurora comosa pertama kali dideskripsikan sebagai radiodon pada tahun 2008, setelah ditemukan di situs fosil yang dikenal sebagai Formasi Wheeler di Utah, Amerika Serikat.

Kesalahan ini terjadi karena hewan ini beberapa juta tahun lebih muda dari Opabinia dan ditemukan di lokasi yang berbeda. Selain itu, ia juga berbagi karakteristik dan morfologi dengan Radiodonta dan Opabiniid.

Perlu diketahui, dulu opabiniid dan radiodonta dianggap berasal dari nenek moyang yang sama dan dikelompokkan sebagai dinokarid karena kemiripannya. Akan tetapi, dalam sekitar 15 tahun terakhir dan didukung berkembangnya lebih banyak alat untuk mempelajari sejarah evolusi, beberapa spesies radiodonta baru telah ditemukan dan terlihat perbedaan-perbedaan antara makhluk ini dan Opabiniid.

Nah, terkait U. comosa, para peneliti yang melakukan studi terbaru memutuskan untuk kembali melakukan penggalian, dan membandingkan fosil tersebut dengan 43 fosil lainnya, ditambah 11 taksa hidup yang meliputi arthropoda, radiodonta dan panarthropoda lainnya.

Baca juga: Gletser yang Terbentuk Sekitar 2.000 Tahun di Gunung Everest Mencair

“Berdasarkan morfologinya saja, Anda bisa berargumen bahwa Utaurora adalah radiodonta yang aneh dan mengangkat konsep dinokarid. Tapi kumpulan data dan analisis filogenetik mendukung Utaurora sebagai opabiniid sebanyak 68 persen dalam pohon evolusi dan hanya 0,04 persen untuk Radiodonta,” kata ahli paleontologi dari University of Cambridge di Inggris Stephen Pates.

Dalam laporannya, para peneliti menulis, pembedahan dukungan filogenetik menunjukkan bahwa sementara bukti untuk paraphyly radiodon yang lemah, Utaurora comosa dapat dipindahkan ke Opabiniidae.

Dangan klasifikasi yang baru, penelitian mendatang dapat menggunakan U. comosa untuk membantu melacak kembali evolusi dan ekologi Opabiniid.

Adapun penelitian ini telah dipublikasikan dalam Proceedings of the Royal Society B Biological Sciences.

Baca juga: Studi Ungkap Polusi Nanoplastik Pertama Kali Terdeteksi di Kutub Bumi

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com