Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Apa Itu Batu Andesit yang Jadi Konflik Warga di Desa Wadas?

Kompas.com - 10/02/2022, 08:30 WIB
Zintan Prihatini,
Bestari Kumala Dewi

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Rencana pembangunan tambang andesit di Desa Wadas, Kabupaten Purworejo, Jawa Tengah, menimbulkan konflik antara warga setempat dan aparat kepolisian.

Dalam video yang beredar di media sosial, tampak petugas polisi bersenjata lengkap mendatangi Desa Wadas. Sejumlah warga pun turut ditangkap dan diamankan.

Pengguna media sosial juga meramaikan tagar #SaveWadas #WadasMelawan #WadasTolakTambang, usai tersebarnya video terkait penambangan batu andesit di Desa Wadas tersebut.

Baca juga: Polemik Kasus Desa Wadas, WALHI Mengutuk Keras Tindakan Sewenang-wenang Kepolisian

Diberitakan Kompas.com, Rabu (9/2/2022), warga yang ditangkap polisi merupakan mereka yang bersikeras menolak lahannya dibebaskan untuk penambangan batu andesit.

Adapun batu andesit yang ditambang dari Desa Wadas ini rencananya akan digunakan sebagai material untuk pembangunan Waduk Bener yang lokasinya masih berada di Kabupaten Purworejo.

Apa itu batu andesit?

Batu andesit yang dijual di e-commercee-commerce Batu andesit yang dijual di e-commerce

Peneliti utama bidang Geologi (petrologi dan geoheritage) BRIN-Karangsambung, Ir Chusni Ansori, MT, mengatakan, bahwa batu andesit termasuk batuan beku intrusi yang terbentuk di dalam Bumi. Batuan ini, katanya, memiliki warna keabu-abuan karena bersifat intermediate.

Chusni menambahkan, batu andesit seperti yang ada di Desa Wadas berkaitan dengan aktivitas vulkanik pada busur-busur vulkanik atau volcanic arc. Di wilayah Jawa, batuan itu terbentuk memanjang mulai dari Jawa barat hingga Jawa Timur.

"Batuan andesit bisa ditemukan sebagai tubuh intrusi di dalam Bumi yang kemudian terangkat dan tersingkap di permukaan, atau bisa juga sebagai bongkah dalam breksi vulkanik (bekas aliran lahar) yang tersebar banyak di pulau Jawa," jelas Chusni kepada Kompas.com, Rabu (9/2/2022).

Batuan andesit ini tersusun dari mineral utama, seperti feldspar, piroksin, yang kadang kala disusun pula oleh kuarsa serta horblenda.

Menurut dia, karakteristik batu andesit biasanya keras dan kompak dengan kuat tekan lebih dari 500 kg per cm kuadrat, sedangkan berat jenis batu mencapai 2,3 sampai 2,8 gram per cm kubik.

Sedangkan tingkat aus dan serapan air batu relatif rendah, sehingga sangat cocok digunakan sebagai fondasi bangunan bertingkat.

"Selain itu, batuan ini juga dipakai untuk landasan jalan, landasan jalur pesawat, pemecah gelombang, tonggak jalan," imbuhnya sambil menjelaskan fungsi batu andesit.

Batu andesit juga kerap ditemukan pada artefak, seperti menhir, punden berundak, batu lumpang, batu candi, serta lingga dan yoni.

"Keberadaan batuan ini yang luas terdapat di Jawa khususnya, serta kekuatan yang baik sehingga banyak dimanfaatkan untuk berbagai keperluan," ucap Chusni.

Baca juga: Listrik 10 Juta Pelanggan Terancam Padam akibat Defisit Batu Bara, Mungkinkah Dialihkan ke Energi Terbarukan?

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com