Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mengenal Molnupiravir, Obat Covid-19 yang Tiba di Indonesia Hari Ini

Kompas.com - 03/01/2022, 19:01 WIB
Zintan Prihatini,
Bestari Kumala Dewi

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Menteri Kesehatan (Menkes) RI Budi Gunadi Sadikin mengumumkan obat Covid-19 Molnupiravir produksi Merck akan tiba di Indonesia hari ini, Senin (3/1/2022).

"Hari ini kita akan datang Molnupiravir impor," kata Menkes Budi dalam konferensi pers yang disiarkan di kanal YouTube Sekretariat Presiden, Senin (3/1/2022).

Budi memaparkan, obat Molnupiravir nantinya akan diberikan kepada pasien Covid-19 dengan saturasi oksigen di atas 94 persen.

"Jadi kita sudah simpan dulu, kalau nanti ada apa-apa kita sudah siapkan obatnya, karena ini terbukti bisa mengurangi laju masuknya ke rumah sakit untuk orang-orang yang terkena Covid-19 yang saturasi masih di atas 94 persen," ujarnya.

Baca juga: Pil Covid Molnupiravir MSD Akhirnya Kantongi Izin FDA

Diberitakan Kompas.com, Budi mengatakan bahwa obat antivirus Molnupiravir dapat mencegah rawat inap bagi pasien Covid-19 sebesar 50 persen.

Oleh karenanya, obat tersebut akan diberikan kepada penderita Covid-19 bergejala ringan sehingga tidak perlu mendapatkan perawatan di rumah sakit.

Kemudian, obat Molnupiravir berdosis 2x800 mg dan berjumlah 40 tablet untuk diminum oleh pasien dengan dosis 2x4 tablet per hari.

"Strategi obat-obatannya kita sudah diskusi sama Merck kemarin waktu saya ke Amerika untuk Molnupiravir. Ini obat untuk orang yang bergejala ringan, bukan orang yang sudah masuk rumah sakit," kata Budi.

Ia mengatakan, pemerintah juga sudah melakukan pendekatan dengan perusahaan Merck untuk kepentingan pengadaan Molnupiravir di Indonesia.

"Kalau bisa kita bikin di dalam negeri, sehingga kita memiliki ketahanan kesehatan yang lebih baik," ungkapnya.

Apa itu obat molnupiravir?

Guru Besar Fakultas Farmasi UGM, Prof Dr Zullies Ikawati, Apt, menjelaskan obat molnupiravir adalah obat oral antivirus atau obat antivirus yang diminum.

"Molnupiravir obat antivirus yang dulunya dikembangkan oleh Emory University. Itu mereka sebetulnya mau mencari obat untuk ensefalitis virus (kondisi peradangan otak yang disebabkan virus, red)," papar Zullies kepada Kompas.com, beberapa waktu lalu.

Lebih lanjut, Zullies berkata saat obat ini dikembangkan, kemudian pandemi Covid-19 muncul di seluruh dunia.

Itulah sebabnya, pil yang awalnya dikembangkan untuk obat ensefalitis itu diramu kembali untuk diujikan ke virus corona penyebab Covid-19.

Selain perusahaan farmasi Merck, Sharp & Dohme (MSD, perusahaan Ridgeback Biotherapeutics dan Emory University ikut terlibat dalam pengembangan obat Molnupiravir, mulai dari awal hingga uji klinis tahap 3.

"Kemudian diujikan ke Sars-CoV-2 dan ada potensi secara in vitro dan in vivo," imbuhnya.

Baca juga: Mengenal Obat Covid Molnupiravir, yang Disebut Menkes Budi Akan Digunakan Tahun Depan

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com