Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

[POPULER SAINS] Pelajaran dari Baim Wong, Kakek Suhud, dan Nikita Mirzani | BPOM Temukan 18 Kosmetik dengan Bahan Bahaya

Kompas.com - 15/10/2021, 07:39 WIB
Gloria Setyvani Putri

Penulis

KOMPAS.com - Viralnya kasus Baim Wong dan Kakek Suhud kemudian menarik perhatian banyak kalangan, termasuk Nikita Mirzani. Ternyata ada pelajaran bagus yang bisa kita ambil dari situasi ini.

Ini adalah salah satu berita populer Sains Kompas.com sepanjang Kamis (14/10/2021).

Selain Baim Wong, berita populer lain adalah hamil kembar yang ternyata bisa berisiko tingkatkan preeklamsia hingga ditemukannya 18 kosmetik dengan bahan berbahaya oleh BPOM.

Berikut ringkasan singkat berita populer Sains sepanjang Kamis (14/10/2021) hingga Jumat (15/10/2021).

Pelajaran dari Baim Wong, Kakek Suhud, dan Nikita Mirzani

Sikap Baim Wong marahi Kakek Suhud mengundang berbagai reaksi menarik, baik oleh netizen, masyarakat umum, maupun di kalangan para artis, seperti Nikita Mirzani. Namun, apa pembelajaran yang bisa diambil dari kasus ini?

Sosiolog UGM AB Widyanta memandang kasus Baim Wong marahi Kakek Suhud dan komentar Nikita Mirzani, sebagai bagian dari teori dramaturgi sosial.

Teori ini, kata Widyanta mengacu antara latar depan atau front stage dan latar belakang yakni back stage. Aspek sosiologis dari kasus tersebut sangat kuat.

Peristiwa yang dialami Baim Wong, Kakek Suhud dan Nikita Mirzani, menurutnya adalah suatu hal yang wajar.

Hanya saja, perkara ini dalam ruang sosiologi berkaitan dengan interaksionisme simbolik yang dilakoni ketiganya.

Interaksionisme simbolik adalah interaksi yang dalam perjumpaan langsung, lalu secara simbolik membaca seluruh konteks yang dihadapi di depannya, yang kemudian menyebabkan interaksi timbal balik antar keduanya.

"Pembelajaran dari kasus (Baim Wong, Kakek Suhud dan Nikita Mirzani) ini, ada refleksi yang perlu kita renungi bersama bahwa dalam media sosial hari ini, kita yang terhubungkan dengan orang lain yang berinteraksi itu, sesungguhnya punya banyak hasrat yang tersembunyi. Yakni soal bagaimana kita sesungguhnya membutuhkan rekognisi," jelas Widyanta saat dihubungi Kompas.com, Rabu (13/10/2021).

Selengkapnya baca di sini:

Apa Pembelajaran dari Kasus Baim Wong, Kakek Suhud dan Nikita Mirzani?

Penilaian sosiolog terkait Baim Wong, Kakek Suhud, dan Nikita Mirzani

Widyanta menyimpulkan bahwa peristiwa biasa ini menjadi menarik karena media sosial yang berperan dalam hal ini hanya untuk tujuan rekognisi, baik oleh Baim Wong, Kakek Suhud maupun Nikita Mirzani.

Dalam dunia virtual media sosial hari ini, kata Widyanta, di mana semua orang menjadi, orang pun semakin bebas berkomentar tanpa perlu mengetahui konteks dan duduk perkaranya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com