Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bahas Perubahan Iklim Bumi, 3 Ilmuwan Raih Hadiah Nobel Fisika 2021

Kompas.com - 10/10/2021, 10:02 WIB
Gloria Setyvani Putri

Editor

KOMPAS.com - Penghargaan Nobel Fisika 2021 diberikan kepada tiga ilmuwan yang pekerjaan kumulatifnya dapat diringkas dalam dua kata: Perubahan Iklim.

Syukuro Manabe dan Klaus Hasselmann diberi penghargaan untuk pemodelan fisikalis iklim Bumi, mengukur variabilitas, dan memprediksi pemanasan global dengan andal.

Sementara, Giorgio Parisi mendapat penghargaan untuk penemuan interaksi ketidakteraturan dan fluktuasi dalam sistem fisika dari skala atom ke planet.

Komite Nobel mengontak Parisi di rumahnya di Roma dari Stockholm, dan ketika ditanya apakah dia punya pesan untuk pertemuan para politisi di Konferensi Perubahan Iklim Perserikatan Bangsa-Bangsa COP26, dia hanya menjawab: "Kita harus bertindak sekarang."

Baca juga: Gunakan Senyawa dalam Cabai, 2 Ilmuwan Ini Memenangkan Hadiah Nobel

Ilmu yang rumit menjadi lebih sederhana

Peraih Nobel Fisika tahun ini mendapat penghargaan untuk sains yang sangat kompleks.

Namun, pada intinya ada keinginan untuk menerjemahkan sistem yang kompleks dan acak, tidak teratur, seperti peristiwa cuaca ekstrem di planet kita, menjadi bahasa yang lebih sederhana dan mudah dipahami.

Thors Hans Hansson, seorang Profesor Fisika Teoritis dan ketua Komite Nobel Fisika mengatakan bahwa itulah fisika.

Ini bukan hanya tentang menggambarkan arus listrik yang mengalir melalui lampu untuk menghasilkan cahaya. Atau orbit bumi yang berbentuk elips mengelilingi matahari.

"Ini tentang menggunakan teori dasar materi untuk menjelaskan fenomena dan proses kompleks, seperti bagaimana terbentuknya struktur kaca atau perkembangan iklim bumi," kata Hansson.

"Hal itu membutuhkan intuisi yang dalam dan kecerdasan matematika," kata Hanssen, seraya menambahkan pemenang tahun ini adalah master sejati.

Karya Nobel Fisika 2021

Pertama, Syukuro Manabe, yang pada 1960-an mulai bekerja untuk menunjukkan bagaimana peningkatan kadar karbon dioksida di atmosfer menyebabkan peningkatan suhu di permukaan bumi.

"Sekitar 10 tahun kemudian, Klaus Hasselmann menciptakan model yang menghubungkan cuaca dan iklim. Karya ini menjelaskan mengapa model iklim dapat diandalkan meskipun cuaca berubah dan kacau," tulis Komite.

Halaman Berikutnya
Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com