Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bayi Burung Belajar Berkicau Sejak Belum Menetas dari Telur

Kompas.com - 13/09/2021, 20:05 WIB
Monika Novena,
Bestari Kumala Dewi

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Sebagian dari kita mungkin menganggap jika kemampuan burung untuk berkicau secara alami mereka miliki.

Tetapi dalam sebuah studi baru, peneliti menunjukkan jika kemampuan berkicau mereka itu tak didapat serta merta setelah mereka menetas.

Dalam penelitian yang dipublikasikan Philosophical Transactions of the Royal Society B Biological Sciences peneliti menyebut, jika burung mempelajarinya bahkan sejak dalam telur.

Baca juga: Ribuan Burung Pipit Berjatuhan di Bali, Peneliti BRIN Duga Ini Penyebabnya

Mengutip Science Alert, Senin (13/9/2021) dengan waktu dan pengulangan yang cukup, tampaknya bayi burung yang belum menetas menjadi terbiasa dengan suara-suara dari luar cangkangnya.

Dan ini menurut penelitian merupakan bagian penting dari perkembangan vokal mereka.

"Jauh sebelum vokalisasi yang sebenarnya, kami menemukan bahwa burung penyanyi kecil membedakan suara non spesifik dan mampu mengeluarkan non asosiatif yang membangun pembelajaran vokal pada burung," kata Diane Colombelli-Négrel dari ahli perilaku hewan dari Flinders University di Australia.

Dalam studi mereka, selama tujuh tahun antara 2012 dan 2019, para peneliti memainkan berbagai kicauan burung ke telur lima spesies yang berbeda.

Ini termasuk burung Cikrak-peri agung (Malurus cyaneus), burung gelatik bersayap merah (Malurus elegans), burung kutilang tanah kecil Darwin (Geospiza fuliginosa), penguin kecil (Eudyptula minor), dan burung puyuh Jepang (Coturnix japonica domestica).

Selama bagian pertama percobaan, para peneliti memaparkan 109 embrio dengan kicauan selama 60 detik, yang diakhiri dengan keheningan selama 60 detik.

Sementara pada bagian kedua percobaan, para peneliti memaparkan 138 embrio selama 180 detik dari kicauan burung yang sama, baik dari spesies mereka sendiri atau spesies lain, yang diakhiri sekali lagi dengan hening selama satu menit.

Hasil analisis kemudian menemukan, kalau burung terbiasa dengan suara ekstrenal yang berulang. Ini menunjukkan bayi burung memperoleh referensi vokal di otak mereka jauh sebelum mereka menetas.

Meski begitu, masih belum jelas apakah pembelajaran embrio awal ini mengubah perilaku burung ketika mereka menetas.

Baca juga: Sangat Mirip, Burung Lyrebird Bisa Tirukan Tangisan Bayi dengan Sempurna

Tetapi peneliti menduga, kicauan yang didengar burung mempersiapkan mereka ketika menetas, walaupun caranya berbeda tergantung pada spesies burungnya.

Sebagai contoh, penelitian telah menunjukkan embrio yang belum menetas dari beberapa burung camar dapat mendengar panggilan peringatan dari orang tua mereka.

Terlebih lagi, ketika burung yang sama ini lahir, mereka cenderung menunjukkan perilaku yang lebih defensif, tingkat stres yang lebih tinggi, dan secara khusus menyesuaikan diri dengan sinyal alarm.

"Penelitian ini diharapkan akan menginspirasi lebih banyak studi tentang kemampuan luar biasa hewan dalam mempelajari suara," kata Sonia Kleindorfer, ahli biologi dari Flinders University.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com