Cold Chain Vaksin Covid-19, Tantangan Baru Vaksin Pfizer dan Moderna

KOMPAS.com - Cold chain adalah sistem yang digunakan untuk menyimpan dan mendistribusikan vaksin untuk menjaga kualitasnya. Cold chain disebut juga dengan rantai dingin.

Cold chain adalah proses yang rumit dan panjang. Dimulai dari pabrik, pengiriman, ke tempat penyimpanan pusat, penyimpanan daerah, fasilitas kesehatan, sampai akhirnya disuntikkan ke tubuh manusia.

Saat ini berbagai jenis vaksin Covid-19 telah masuk ke Indonesia. Dua diantaranya adalah Pfizer dan Moderna yang membutuhkan rantai dingin yang sangat rumit sehingga menjadi perbicangan banyak pihak.

Baca juga: Dua Dosis Vaksin Moderna Efektif Beri Perlindungan terhadap Varian Delta

Kenapa harus melakukan cold chain?

Vaksin jika disimpan pada suhu yang terlalu hangat atau terlalu dingin, bisa menyebabkan zat aktif di dalam vaksin tersebut menurun. Ini akan menyebabkan vaksin kurang efektif. Padahal, proses distribusi vaksin sangat panjang untuk bisa mencapai seluruh negara.

Bagaimana hubungan cold chain dengan vaksin Covid-19?

Kebanyakan vaksin tidak perlu disimpan dalam suhu beku. Biasanya vaksin hanya perlu disimpan dalam kulas biasa dengan suhu 2 sampai 8 derajat Celcius. Contohnya adalah vaksin Hepatitis B, HPV, Influenza, Rotavirus, dan Tetanus.

Namun berbeda dengan vaksin Covid-19 merk Moderna dan Pfizer. Dilansir dari World Health Organization (WHO), Moderna stabil selama disimpan dalam suhu beku -25 sampai -15 derajat Celcius. Jika disimpan dalam suhu 6 sampai 8 derajat Celcius, usianya bisa bertahan 1 bulan. Sedangkan pada suhu ruang maksimal 25 derajat Celcius, hanya bisa bertahan 24 jam.

Pfizer jauh lebih rumit hingga prosesnya disebut ultra cold chain. Vaksin ini harus disimpan di kulkas khusus dengan suhu -70 derajat Celcius untuk bertahan selama 6 bulan dari tanggal pembuatan di pabrik. Sayangnya, di Indonesia tidak banyak kulkas yang mampu menyimpan dengan suhu tersebut. Disini letak permasalahannya.

Baca juga: Vaksin Pfizer Mulai Digunakan di Indonesia, Apa Saja Efek Samping Vaksin dan Seperti Apa Efikasinya?

Pfizer bisa disimpan di kulkas yang lebih banyak tersedia, yaitu pada suhu -25 sampai -15 derajat Celcius. Namun, masa berlakunya hanya selama 2 minggu. Jika sudah masuk ke suhu ruang, hanya bertahan 24 jam. Bahkan jika sudah diencerkan, hanya bertahan 6 jam.

Selain itu, Pfizer harus dikirim dalam kotak khusus menggunakan biang es yang harus diisi lagi setiap 5 hari sekali atau jika es sudah menyublim. Kotak khusus tersebut disebut thermal shipper yang memiliki suhu -90 derajat sampai -60 derajat. Ditambah, baik Moderna dan Pfizer sangat rentan guncangan dan tidak boleh dipakai jika sudah dikocok.

Mengingat bentuk wilayah Indonesia yang merupakan negara kepulauan dan dengan sarana prasarana terbatas, kehadiran Moderna dan Pfizer menjadi tantangan tersendiri untuk didistribusikan.

Misalnya, untuk mencapai pedalaman yang jauh dari kota, dengan jalan yang jelek, akan sulit untuk mendistribusikan vaksin Moderna dan Pfizer ke sana tanpa terguncang dan dalam suhu yang ideal.

Baca juga: 2 Dosis Vaksin Pfizer atau AstraZeneca Efektif Lawan Varian Delta

Sebagai solusi, vaksin yang lebih stabil di suhu kulkas biasa bisa diberikan. Contohnya, vaksin Sinovac, Sinopharm, dan AstraZeneca. Ketiganya stabil di suhu 2 sampai 8 derajat Celcius, sehingga bisa dengan mudah didistribusikan dan disimpan untuk di daerah terpencil karena hanya membutuhkan kulkas biasa.