Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - Diperbarui 10/01/2023, 17:11 WIB
Lulu Lukyani

Penulis

KOMPAS.com – Pernahkah Anda mendengar istilah fetish? Istilah ini berhubungan dengan preferensi aktivitas seksual seseorang.

Dilansir dari WebMD, fetish adalah gairah seksual yang merespons objek atau bagian tubuh yang biasanya tidak bersifat seksual.

Baca juga: Mengenal Acromophilia, Salah Satu Jenis Fetish

Banyak orang dengan fetish harus memiliki objek ketertarikan mereka atau berfantasi akan objek tersebut untuk terangsang secara seksual, mendapatkan ereksi, dan mengalami orgasme.

Seseorang dengan fetish mungkin melakukan masturbasi sambil memegang, mencium, atau membayangkan objek yang ia sukai.

Mereka juga mungkin meminta pasangannya untuk memakai objek tersebut atau menggunakannya saat berhubungan seks.

Sebuah penelitian mengatakan, fetish yang paling umum adalah fetish yang melibatkan bagian tubuh, seperti kaki, atau fitur tubuh, seperti obesitas, tindikan, atau tato.

Baca juga: 7 Penyebab Munculnya Rasa Sakit Saat Berhubungan Seks

Selain bagian tubuh, fetish pada pakaian, seperti stoking, rok, alas kaki, atau pakaian dalam, juga termasuk umum.

Sebenarnya, fetish bukanlah gangguan atau penyimpan, jika dilihat berdasarkan definisinya. Namun, dalam tahap tertentu, fetish bisa menjadi gangguan.

Dilansir dari Psychology Today, menurut Diagnostic and Statistical Manual of Mental Disorders (DSM-5), gangguan fetish ditandai dengan kondisi ketika seseorang menggunakan atau ketergantungan yang terus-menerus dan berulang pada objek ketertarikannya.

Tindakan seksual orang dengan gangguan fetish secara khas terfokus pada objek fetishnya. Orang dewasa yang tidak mengalami gangguan fetish dapat terangsang oleh bagian tubuh atau objek tertentu namun tidak terpaku pada objek tersebut.

Dalam banyak kasus, orang dengan gangguan fetish hanya bisa terangsang secara seksual dan mencapai orgasme jika menggunakan objek fetishnya.

Baca juga: Alasan Pendidikan Seks Bantu Indonesia Akhiri HIV/AIDS 2030

Kriteria diagnostik untuk gangguan fetish, sebagaimana yang dikategorikan dalam DSM-5, meliputi:

  1. Untuk jangka waktu setidaknya enam bulan, orang tersebut memiliki fantasi, dorongan, dan merangsang dirinya secara seksual dengan melibatkan benda-benda mati atau bagian tubuh nongenital.
  2. Fantasi, dorongan seksual, atau perilaku yang melibatkan objek fetish menyebabkan penderitaan yang signifikan dan mengganggu.
  3. Objek fetish bukan barang pakaian yang biasa dipakai dalam cross-dressing dan tidak dirancang untuk stimulasi genital.

Gangguan fetish ini lebih umum terjadi pada pria daripada wanita. Bahkan, DSM-5 menunjukkan bahwa gangguan fetish muncul hampir secara eksklusif pada pria.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com