Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Zirkon Adalah: Pengertian, Proses Terbentuknya, dan Kegunaannya

Kompas.com - 05/04/2021, 18:29 WIB
Bestari Kumala Dewi

Penulis

Sumber Geology

KOMPAS.com - Direktorat Jenderal Mineral dan Batubara Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) menghentikan ekspor 200 ton zirkon ke China.

Rencananya, pengiriman ratusan ton zirkon ke China itu dilakukan melalui Pelabuhan Pangkalbalam, Pangkalpinang Bangka Belitung

Penghentian ekspor ini bukan tanpa alasan, batu mineral zirkon tersebut diduga terdapat banyak kandungan mineral lain di dalamnya dan belum dilakukan permunian.

Baca juga: Mungkinkah Berlian Bisa Hancur Terbakar? Sains Jelaskan

Lalu sebenarnya, apa itu zirkon?

Melansir laman Geology.com, zirkon adalah mineral zirkonium silikat dengan komposisi kimia ZrSiO4. Mineral ini merupakan konstituen kecil dari batuan beku, metamorf, dan sedimen.

Zirkon juga merupakan batu permata populer yang telah digunakan selama hampir 2000 tahun.

Menariknya, zirkon muncul dalam berbagai warna dan memiliki kecerahan dan api yang menyaingi berlian.

Umumnya zirkon tersedia dalam berbagai warna yang menarik. Kebanyakan zirkon alami berwarna kuning, merah, atau coklat.

Pemanasan dan penyinaran dapat digunakan untuk menghasilkan warna zirkon yang tidak berwarna, biru, hijau, dan lainnya. Bisa dibilang, biru adalah warna zirkon paling populer. Sekitar 80% dari zirkon yang dijual hari ini berwarna biru.

Sedangkan, zirkon tak berwarna sering digunakan sebagai alternatif berlian berbiaya rendah.

Meski tidak sekuat berlian, zirkon memiliki ketahanan fisik yang baik sebagai permata. Ia memiliki kekerasan 6 hingga 7,5 dan potongan yang tidak sempurna.

Kombinasi tersebut membuatnya cocok digunakan sebagai cincin, anting, liontin, bros, dan perhiasan lainnya.

Terbentuknya Zirkon

Zirkon adalah mineral aksesori utama di sebagian besar batuan granit. Ia juga ada di gneiss (jenis batuan metamorf) dan batuan lain yang berasal dari metamorfosis batuan beku bantalan zirkon.

Zirkon sangat umum dan tersebar luas di seluruh bebatuan permukaan bumi, sehingga dapat dianggap sebagai mineral yang ada di mana-mana.

Namun, zirkon biasanya tidak terlihat pada batuan dan sedimen karena ukuran partikelnya yang sangat kecil.

Butir zirkon yang berukuran lebih dari beberapa milimeter jarang terjadi - biasanya berukuran di bawah satu milimeter. Ini adalah salah satu mineral Bumi yang paling umum, tetapi sebenarnya paling diabaikan.

Zirkon sangat tahan terhadap perubahan kimia dan abrasi. Ketika unit batuan yang mengandung zirkon mengalami pelapukan dan sedimennya terkikis, sejumlah besar kristal zirkon kecil tersebar.

Ini dapat bertahan di tanah, sedimen, dan batuan sedimen selama jutaan - bahkan milyaran - tahun. Mereka dapat bertahan dalam beberapa siklus pengangkatan, pelapukan, erosi, dan pengendapan.

Beberapa kristal zirkon terbesar terbentuk di pegmatit, batuan beku karbonat yang dikenal sebagai karbonatit, dan batugamping yang diubah oleh metamorfosis hidrotermal.

Saat ini, sebagian besar zirkon diproduksi dengan menambang atau mengeruk sedimen yang kaya zirkon. Sedimen ini bisa berada di pantai, pesisir, atau endapan aluvial.

Zirkon tingkat industri ditambang dari endapan berbasis darat dan laut yang berasal dari aluvial di banyak bagian dunia.

Baca juga: Terkonfirmasi, Garam Laut Bisa Hasilkan Berlian

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com