KOMPAS.com - Vaksin Covid-19 baru, termasuk yang tidak menggunakan jarum dan dapat disimpan pada suhu kamar, mungkin siap digunakan akhir tahun ini atau tahun depan.
Harapan baik ini dikatakan oleh ilmuwan top Organisasi Kesehatan Dunia (WHO).
"Uji klinis dan tinjauan terhadap 6-8 vaksin baru mungkin selesai akhir tahun," kata Soumya Swaminathan, kepala ilmuwan WHO di Jenewa dalam sebuah wawancara.
Dilansir Bloomberg News, Senin (15/3/2021), vaksin baru nantinya akan menambah daftar 10 vaksin yang sudah terbukti efektif satu tahun setelah pandemi Covid-19.
Baca juga: WHO: 3 Hal yang Harus Dilakukan Jika Keluarga Isolasi Mandiri di Rumah
WHO mengatakan, dunia membutuhkan lebih banyak stok vaksin, terutama karena peredaran virus yang terus menerus memunculkan varian baru berbahaya.
Menurut data Bloomberg, sejauh ini baru 122 negara yang mulai mengimunisasi warganya.
"Kami sangat senang dengan vaksin yang ada saat ini," kata Swaminathan, dokter anak India yang terkenal karena penelitiannya tentang tuberkulosis dan HIV.
"Tapi kita bisa meningkatkan (kemampuan vaksin) lebih jauh. Saya pikir, saat memasuki tahun 2022, kita akan melihat munculnya vaksin Covid-19 yang lebih baik," imbuh dia.
Vaksin eksperimental saat ini menggunakan teknologi dan metode alternatif.
Vaksin mencakup lebih banyak inokulasi sekali pakai, dan vaksin bisa diberikan secara oral, melalui semprotan hidung, dan melalui kulit menggunakan sejenis tambalan.
"Ini bisa membawa imunisasi yang lebih cocok untuk kelompok tertentu, seperti wanita hamil," menurut Swaminathan.
Lebih dari 80 kandidat vaksin sedang dipelajari pada manusia, meskipun beberapa masih dalam tahap awal pengujian dan mungkin tidak berhasil.
Perusahaan dengan vaksin Covid-19 yang sudah digunakan juga telah mulai menguji versi terbaru yang dirancang untuk melawan varian baru virus corona yang muncul beberapa bulan terakhir.
“Kami perlu terus mendukung penelitian dan pengembangan kandidat vaksin yang lebih banyak, terutama karena kebutuhan akan imunisasi booster yang sedang berlangsung pada masyarakat masih belum terlalu jelas pada saat ini,” kata Swaminathan.
“Jadi kita perlu bersiap untuk itu di masa depan.”