Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Belajar dari Kasus Richard Lee dan Kartika Putri soal Skincare, Ini Bahaya Merkuri dan Hidrokuinon

Kompas.com - 17/01/2021, 20:18 WIB
Bestari Kumala Dewi

Penulis


KOMPAS.com - Kisruh perseteruan dr Richard Lee, seorang dokter kecantikan dengan selebritas Kartika Putri, berawal saat dr. Richard memberikan edukasi melalui kanal YouTube pribadinya, mengenai salah satu produk kecantikan berupa krim wajah yang dinilai berbahaya.

Seperti yang telah diberitakan Kompas.com sebelumnya, dalam ulasan tersebut, dr. Richard mengatakan, setelah melalui uji laboratorium, produk krim wajah tersebut mengandung merkuri. Kemudian, pada uji lab berikutnya, ternyata juga mengandung hidrokuinon.

Melansir Healthline, hidrokuinon adalah obat yang digunakan untuk mencerahkan dan memutihkan kulit.

Baca juga: Kronologi Perseteruan Kartika Putri dengan Dokter Richard Lee hingga ke Kantor Polisi

Secara historis, pada tahun 1982, Food and Drug Administration (FDA) menyebut bahan tersebut aman dan efektif untuk digunakan.

Namun, beberapa tahun kemudian FDA menemukan bahwa banyak dari produk tersebut mengandung kontaminan, seperti merkuri.

Efek Merkuri dan Hidrokuinon

Umumnya, hidrokuinon dan merkuri adalah dua bahan yang sering digunakan dalam krim pemutih kulit.

Seperti yang pernah dikatakan Kepala Badan POM Indonesia, Dr Penny K Lukito MCP beberapa waktu lalu, produk kosmetik bermerkuri umumnya bisa mengakibatkan efek samping sesaat setelah penggunaan pada kulit yang sensitif.

"Produk kosmetik bermerkuri juga akan membuat dampak jangka panjang kepada penggunanya, bukan hanya dapat merusak kulit wajah," kata Penny dalam diskusi daring bertajuk Stop Kosmetik Bermerkuri, Petaka Dibalik Putih dalam Sekejap, Rabu (6/9/2020).

Bahaya kosmetik bermerkuri dapat berdampak pada kesehatan dan memicu berbagai penyakit, seperti kanker kulit, gangguan saraf, gangguan ginjal kronis, emboli paru, dan gangguan janin jika dipakai oleh ibu hamil.

Baca juga: BPOM: Stop Kosmetik Bermerkuri, Bisa Berdampak Kanker hingga Gangguan Ginjal

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com