Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

30.000 Gempa Bumi Terjadi sejak Agustus, Ada Apa dengan Antartika?

Kompas.com - 17/12/2020, 13:30 WIB
Holy Kartika Nurwigati Sumartiningtyas

Penulis

Sumber Reuters

KOMPAS.com- Lebih dari 30.000 gempa bumi terjadi di Antartika sejak akhir Agustus lalu. Aktivitas seismik tersebut membuat penasaran para ilmuwan.

Menurut para ilmuwan dari National Seismological Center, University of Chile, mengatakan ada lonjakan aktivitas seismik di benua terpencil yang tertutup salju tersebut.

Dilansir dari Reuters, Kamis (17/12/2020), para ilmuwan mengatakan gempa kecil, termasuk satu guncangan gempa kuat berkekuatan M6,0 terdeteksi di Selat Bransfield, yakni terusan laut selebar 96 km antara Kepulauan South Shetland dan Semenanjung Antartika.

Beberapa lempeng tektonik dan lempeng mikro bertemu di dekat selat tersebut.

Hal inilah yang menyebabkan di kawasan tersebut sering bergemuruh, tetapi dalam tiga bulan terakhir aktivitasnya tampak tidak biasa.

Baca juga: Lubang Misterius di Es Laut Antartika, Ilmuwan Menduga Ini Penyebabnya

 

"Sebagian besar kegempaan terkonsentrasi pada awal rangkaian, terutama selama bulan September, dengan lebih dari seribu gempa bumi dalam sehari," kata pusat penelitian tersebut.

Getaran gempa telah menjadi semakin sering terjadi. Akibatnya, lebar selat itu sendiri semakin bertambah dengan kecepatan sekitar 7 atau 8 mm setahun.

Menurut peneliti, sekarang lebar Selat Bransfield berkembang 15 cm dalam setahun.

"Ini adalah peningkatan (lebar selat) yang terjadi hingga 20 kali lipat, yang menunjukkan bahwa saat ini, Kepulauan Shetland terpisah lebih cepat dari semenanjung Antartika," kata Sergio Barrientos, direktur pusat penelitian tersebut.

Baca juga: Bongkahan Es Raksasa Antartika akan Menabrak Georgia Selatan, Apa Dampaknya?

 

Semenanjung Antartika ini adalah salah satu tempat dengan pemanasan tercepat di Bumi.

Para ilmuwan juga telah memantau dengan cermat dampak dari perubahan iklim terhadap gunung es dan gletser di benua tersebut.

Kendati demikian, ilmuwan iklim Raul Cordero dari University of Santiago mengatakan bahwa belum jelas bagaimana getaran itu terjadi dan memengaruhi es di kawasan Kutub Selatan tersebut.

"Tidak ada bukti bahwa aktivitas seismik semacam ini (getaran gempa bumi Antartika) memiliki efek signifikan pada stabilitas lapisan es kutub," kata Cordero.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com