Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Waspadai, 3 Penyakit Berbahaya yang Saling Berkaitan

Kompas.com - 13/12/2020, 12:05 WIB
Bestari Kumala Dewi

Penulis

KOMPAS.com - Diagnosis tekanan darah tinggi, seringkali tidak berdiri sendiri. Besar kemungkinan ada masalah kesehatan lain di balik itu.

Faktanya, hipertensi sering dikombinasikan dengan diabetes tipe 2 dan penyakit ginjal kronis, menjadikannya ancaman kesehatan tiga kali lipat.

"Diabetes bisa memengaruhi pembuluh darah kecil. Dan itu bisa mengakibatkan hipertensi. Itu juga bisa mengakibatkan penyakit ginjal," kata Vivek Bhalla, MD, seorang profesor nefrologi di Stanford University School of Medicine di California.

Baca juga: Hipertensi Bisa Picu Gagal Jantung, Begini Cara Mengelola Tekanan Darah

Lebih lanjut Bhalla menjelaskan kaitan ketiga penyakit tersebut. Ia mengatakan, gula dalam bentuk karbohidrat, menyediakan energi bagi tubuh. Karbohidrat lebih mudah diuraikan menjadi energi daripada lemak atau protein.

Jika Anda makan banyak makanan tinggi karbohidrat setiap hari, gula darah Anda, yang juga dikenal sebagai glukosa, bisa melonjak, dan akan sering melonjak.

Pada diabetes, gula darah tidak diatur dengan baik. Sehingga, akan menyulitkan pengeluaran gula berlebih di dalam tubuh, yang kemudian bisa menyebabkan pembuluh darah rusak.

Pembuluh darah yang rusak bisa menjadi kaku, dan itu meningkatkan risiko tekanan darah tinggi.

Tekanan darah tinggi akan membebani ginjal, yang selanjutnya dapat memengaruhi keseimbangan cairan, filtrasi produk limbah, dan produksi hormon ginjal.

Lalu, bagaimana tekanan darah tinggi berkaitan dengan diabetes? Sebuah studi di Journal of American College of Cardiology menunjukkan, penderita hipertensi memiliki risiko lebih tinggi terkena diabetes tipe 2.

Melansir Medical Daily, peneliti mengumpulkan catatan kesehatan 4,1 juta orang dewasa di Inggris. Mereka mencatat saat mereka didiagnosis dengan diabetes tipe 2. Kemudian mereka memperkirakan risikonya berdasarkan tingkat tekanan darah yang tercatat.

Mereka menemukan, bahwa peningkatan tekanan darah sistolik sebesar 20 mm / Hg dikaitkan dengan risiko diabetes 58% lebih tinggi.

Sedangkan, peningkatan tekanan darah diastolik 10 mm / Hg dikaitkan dengan risiko 52% lebih tinggi.

Sementara tingkat tekanan darah normal adalah dari 90/60 mm / Hg hingga kurang dari 120/80 mm / Hg.

Bila melebihi 120/80 mm / Hg, risiko diabetes bisa meningkat. Studi tersebut tidak dapat menemukan penyebab pastinya. Ini hanya mendefinisikan hubungan antara hipertensi dan risiko diabetes.

Tekanan darah sistolik, yaitu angka teratas, mengukur tekanan di arteri saat jantung berdetak. Diastolik mengukur tekanan di arteri di antara denyut jantung.

Baca juga: Kasus Terus Meningkat, Kenali 4 Jenis Diabetes dan Pencegahannya

Halaman Berikutnya
Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com