KOMPAS.com - Anak kecil yang usianya di bawah lima tahun (balita) dipenuhi dengan segudang pengalaman baru.
Bukan hanya pengalaman dalam arti sesungguhnya, tapi juga perubahan dramatis dalam fungsi otak. Inilah pondasi mendasar kenapa anak kecil butuh tidur lebih lama dibanding orang dewasa.
Penelitian selama sepuluh tahun yang mengulas pentingnya tidur dalam perkembangan dan pemeliharaan otak telah memberi kita gagasan tentang pentingnya tidur cukup.
Kini, para ahli AS menyempurnakan pemahaman kita tentang fungsi utama tidur dengan mengembangkan model matematika yang mengungkap bagaimana kita mengalami pergeseran perilaku tidur sejak bayi hingga dewasa.
Baca juga: Kurang Tidur Terbukti Bikin Kita Sulit Bahagia, Kok Bisa?
"Saya terkejut melihat perubahan yang begitu besar dalam waktu singkat, dan perubahan ini terjadi saat kita masih sangat muda," kata Van Savage, seorang ahli ekologi dan biologi evolusi Universitas California, Los Angeles.
Meski tidur adalah satu hal yang kita alami setiap hari, ahli sebut ada banyak hal yang tidak kita mengerti.
Semakin banyak kita memahami tidur, semakin kita tahu bahwa fungsinya sangat kompleks.
Bagian utama dari proses tidur adalah memasuki kondisi kesadaran yang ditandai dengan pergeseran mata saat bermimpi. Ini disebut gerakan mata cepat (REM).
Pada orang dewasa, REM cenderung terjadi sekitar satu setengah jam setelah kita tertidur.
Sementara bayi baru lahir menghabiskan fase REM setengah dari waktu tidurnya.
Seiring bertambahnya usia, saat anak berusia 10 tahun, fase REM anak berkurang menjadi seperempat dari waktu tidur mereka.
Melewati usia 50 tahun, sedikitnya 15 persen dari periode tidur mencakup fase mimpi pembentuk memori.
Kita mungkin membayangkan bayi membutuhkan tidur REM untuk memperkuat otak yang sedang berkembang kemudian mengemasnya menjadi pengalaman.
Namun, apa yang terjadi selanjutnya?
Dilansir Science Alert, Jumat (18/9/2020), waktu istirahat adalah kesempatan yang baik bagi tubuh untuk melakukan pembersihan secara umum dan melakukan perbaikan.