KOMPAS.com - Penyu beratap Burma adalah salah satu spesies paling terancam punah di dunia.
Beruntung, penyu yang memiliki wajah tersenyum ini berhasil diselamatkan dari jurang kepunahan.
Para peneliti sempat khawatir, spesies yang punya senyum konyol ini segera punah.
Untungnya, ada spesimen hidup yang dulu dijual di pasar satwa liar China dan sampai ke tangan kolektor penyu asal Amerika di awal 2000-an. Sejak saat itu, mulai ada upaya konservasi.
Menyusul proyek konservasi besar-besaran di daerah asal penyu, Myanmar, para peneliti kini memastikan bahwa populasi penyu dengan nama ilmiah Batagur trivittata itu mendekati 1.000 ekor di penangkaran.
Baca juga: Serba-serbi Hewan: Tempurung Penyu jadi Rumah 100.000 Hewan Kecil
Ini artinya, spesies tersebut agak jauh dari jurang kepunahan. Sesuatu yang membuat kita tersenyum.
Dilansir IFL Science, Jumat (4/9/2020), Wildlife Conservation Society (WCS) dan Turtle Survival Alliance telah merilis serangkaian foto penyu beratap Burma yang baru menetas di penangkaran Desa Limpa, Sagaing, Myanmar.
Gambar-gambar tersebut disertai deskripsi ilmiah pertama dari tukik (anak penyu) spesies Batagur trivittata yang diterbitkan di jurnal Zootaxa.
Penyu beratap Burma memiliki ciri khas yang unik. Mulutnya seperti tersenyum, matanya besar seperti melotot, dan moncongnya menjorok ke atas.
Betina dari spesies ini memiliki warna yang lebih redup dan ukuran tubuhnya lebih besar dibanding pejantannya.
Sedangkan spesies jantan yang ukurannya lebih kecil berwarna cerah. Saat musim kawin, penyu beratap Burma jantan dapat memamerkan beberapa warna biru kehijuauan dan kuning cernah.
Spesies ini pernah melimpah di sungai-sungai Myanmar.
Namun karena perburuan dan eksploitasi telur yang berlebihan, populasinya menurun drastis.
Sayangnya, spesies tersebut masih menghadapi nasib yang tidak pasti.
Meski ada ratusan tukik dalam beberapa tahun terakhir, itu hanya ada di penangkaran. Sementara di alam liar, spesies penyu beratap Burma masih berjuang selamat dari kepunahan.