Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Apa yang Terjadi pada Bumi jika Manusia Punah?

Kompas.com - 17/08/2020, 19:02 WIB
Sri Anindiati Nursastri

Penulis

KOMPAS.com – Terlepas dari usia Bumi dan bencana alam, ada beberapa teori yang berkembang mengenai kepunahan manusia. Namun semua teori menyebutkan kepunahan manusia terjadi secara bertahap, tidak sekaligus.

Pada masa mendatang, bukannya tak mungkin manusia akan meninggalkan Bumi dan menduduki planet lain untuk menyelamatkan diri dari perubahan iklim dan pemanasan global.

Jika tak lagi ada manusia di Bumi, area yang diperhatikan lebih dulu adalah perkotaan. Mengutip Live Science, Senin (17/8/2020), perubahan paling dramatis akan terjadi di sini. Hujan terus-menerus akan membanjiri terowongan-terowongan kereta bawah tanah.

Baca juga: 14.000 Tahun Lalu Perubahan Iklim Menyebabkan Badak Berbulu Punah

Diperkirakan, butuh waktu sekitar 36 jam untuk stasiun dan terowongan kereta bawah tanah tenggelam secara penuh.

Kemudian, pusat-pusat nuklir dan minyak bumi yang terbengkalai akan meledak dan menimbulkan radiasi. Beberapa jenis limbah minyak bumi dan industri disebut tidak akan bisa terurai hingga akhir usia Bumi.

Sementara itu, bekas sampah plastik yang ditinggalkan tidak akan terurai dalam waktu ribuan tahun.

Usai beberapa kali musim dingin, tanpa adanya pembersihan es yang biasa dilakukan oleh manusia secara teratur, trotoar dan jalan perlahan akan retak dan menyediakan relung untuk tumbuhnya benih-benih baru yang dibawa oleh burung dan angin.

Jembatan juga akan bernasib sama. Tumbuhan liar akan merambati pondasinya dan dalam waktu beberapa ratus tahun, jembatan akan tertutup sepenuhnya oleh beberapa tumbuhan liar.

Ceibal, situs peradaban suku Maya. Wikimedia Commons Ceibal, situs peradaban suku Maya.

Para ilmuwan memperkirakan jalanan akan berubah menjadi padang rumput kecil, dan hutan akan tumbuh dalam waktu 500 tahun.

Dengan semua habitat baru tersebut, alam akan mengambil alih perkotaan yang dulu disebut sebagai concrete jungle menjadi padang rumput, semak belukar, dan pepohonan yang lebat.

Setiap musim gugur, daun dan ranting akan berguguran, menjadi makanan sempurna untuk kebakaran yang dipacu oleh ganasnya petir.

Bangunan itu sendiri akan mengalami kerusakan berat akibat erosi dan kebakaran. Pondasi yang pertama kali roboh adalah kaca, kemudian struktur logam akan mulai berkarat.

Kebangkitan fauna

Berangkat dari perubahan vegetasi perkotaan, populasi serangga akan meningkat drastis. Para ilmuwan menyebutkan bahwa inilah awal dari kebangkitan fauna apabila manusia punah suatu hari nanti.

Begitu populasi serangga memulih, tanaman akan berkembang dengan lebih baik. Tumbuhan, tanah, saluran air dan lautan akan pulih bebas dari bahan kimia yang mencemari ekosistem saat ini.

Hal itu kemudian mendorong lebih banyak satwa liar untuk pindah dan menetap di suatu tempat. Transisi ini juga akan memicu peningkatan keanekaragaman hayati dalam skala global.

Baca juga: Banyak Hewan Terancam Punah, Kenapa Ilmuwan Pilih Selamatkan Parasit?

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com