Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Rilis Tahun 2024, Skema Pembiayaan Perumahan Hijau Masih Digodok

Kompas.com - 29/08/2023, 19:00 WIB
Aisyah Sekar Ayu Maharani,
Hilda B Alexander

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) tengah menggodok skema pembiayaan perumahan hijau untuk rumah terjangkau atau yang juga dikenal dengan Indonesia Green and Affordable Housing Program (IGAHP).

Direktur Jenderal (Dirjen) Pembiayaan Infrastruktur dan Perumahan Herry Trisaputra Zuna menargetkan skema pembiayaan ini bisa dirilis pada tahun 2024 mendatang.

"Blue book tahun ini, ini lagi disiapkan bahan green book-nya. Ya mudah-mudahan 2024 sudah bisa launching," ujar Herry saat ditemui usai acara Neighborhood Densification di Jakarta, Selasa (29/8/2023).

Sementara blue book adalah tahapan di mana proposal proyek tertentu sudah disetujui oleh Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) dan green book adalah tahapan persetujuan pemberian dana untuk proyek tersebut.

Jelas Herry, langkah ini merupakan upaya mengubah ekosistem perumahan menuju nol emisi bersih dan mencapai target perubahan iklim.

Pilot project IGAHP sebelumnya telah diluncurkan pada akhir tahun 2022 lalu di Sumatera Selatan, tepatnya di Perumahan Gandus Land, Kota Palembang.

Perumahan Gandus Land mendapatkan fasilitas Kredit Perumahan Rakyat (KPR) Bantuan Pembiayaan Perumahan Berbasis Tabungan (BP2BT) oleh Kementerian PUPR.

Baca juga: Cara Tekan Polusi Udara di Jabodetabek, Pengamat Sarankan Tiga Hal Ini

Desain rumah di pilot project tersebut telah mendapatkan sertifikat preliminary dari IFC EDGE karena mampu menghemat air sebesar 21 persen.

Kemudian menghemat energi sebesar 72 persen, menghemat embodied energy di material bangunan sebesar 51 persen, serta menggunakan sumber penghasil listrik alternatif berupa Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) atap.

Terkait proyek tersebut, Herry mengakui memang ada perbedaan dari sisi dana yang harus dikeluarkan untuk pembangunan, namun tidak terlalu besar.

"Kalau kita lihat di Palembang tambahan capital cost-nya tidak terlalu besar sebetulnya, hanya sekitar 2 persen, itu dengan menerapkan konsep green minimal yang bisa di-achive," tandas Herry.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com