Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jalur Penyelamat di Jalan Bukan buat Nongkrong

Kompas.com - 01/07/2023, 15:00 WIB
Aisyah Sekar Ayu Maharani,
Hilda B Alexander

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Pernahkah Anda mendapati jalan buntu menanjak dan dipagari di sisi kiri jalan turunan?

Fasilitas tersebut dinamakan jalur penyelamat/ jalur darurat atau emergency safety area.

Jalur ini berguna untuk memastikan keamanan pengguna jalan dengan kondisi kendaraan rem blong dan bisa ditemukan di jalan nasional maupun jalan tol.

Pengamat Perkerasan Jalan dan Aspal yang pernah menjabat sebagai Direktur Bina Teknik, Direktorat Jenderal (Ditjen) Bina Marga Purnomo mengatakan, jalur darurat berjarak sekitar 2 kilometer dari ujung turunan jalan, sehingga pengendara dengan kendaraan bermasalah bisa mengondisikan diri.

"Begitu dia blong, kalau sempat dilarikan ke situ langsung dilarikan, dibelokkan gitu," kata Purnomo saat dihubungi Kompas.com, Selasa (18/4/2023).

Oleh karena itu, masyarakat dilarang untuk berhenti di turunan jalan atau nongkrong di jalur darurat karena sangat berbahaya.

Selain itu, pembangunan jalur darurat tidak boleh dilakukan sembarangan. Pasalnya, apabila jalur darurat dibangun dengan material aspal atau beton, mobil akan semakin melaju kencang.

Baca juga: Mulai 1 Juli, Besaran Diskon Tarif Tol Cibitung-Cilincing Berubah

Tujuan penyediaan jalur darurat adalah untuk membuat ban mobil amblas dan menghindari tabrakan dengan kendaraan di depannya.

"Tanjakannya itu 6-7 persen, panjangnya 100 meter, lebar 7 meter, bisa untuk kendaraan besar," tambah Purnomo.

Material jalur darurat terdiri dari kerikil atau pasir setebal lebih kurang 60 sentimeter yang tidak dipadati, sehingga roda mobil bisa amblas saat masuk ke dalamnya.

Kerikil atau pasir tidak akan ambruk atau longsor karena jalur darurat sebelumnya telah digali seperti pembangunan jalan pada umumnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com