Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Proyek Pengendali Banjir Tukad Unda Beres, Amankan Area Sungai Yeh Sah

Kompas.com - 19/06/2023, 06:00 WIB
Aisyah Sekar Ayu Maharani,
Hilda B Alexander

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Direktorat Jenderal (Ditjen) Sumber Daya Air telah menyelesaikan pembangunan prasarana pengendali banjir bagian hilir Tukad Unda di Kabupaten Klungkung, Bali.

Proyek dilaksanakan oleh Balai Wilayah Sungai (BWS) Bali–Penida untuk mengamankan dan mengendalikan sedimen di sepanjang Sungai Yeh Sah sebesar 737 meter kubik.

Proyek ini juga diharapkan dapat mereduksi banjir di kawasan tersebut seluas 430 hektar dan sebagai pengaturan morfologi sungai.

Memiliki luas 230,92 kilometer persegi, pembangunannya dilaksanakan oleh PT Nindya Karya-PT Bina Nusa Lestari (KSO) senilai Rp 258 miliar dengan Konsultan Supervisi PT Caturbina Guna Persada KSO, PT Multimera Harapan, dan PT Laras Sembada senilai Rp 6,6 miliar.

Lingkup pekerjaannya, antara lain pembangunan Tanggul Tukad Yeh Sah, Cek Dam Tukad Yeh Sah, Tanggul Tukad Unda, Tanggul Penampang Ganda Tukad Unda, Pekerjaan Jetty, dan Groundsill.

Pembangunan dimulai pada 28 Agustus 2020 dan telah selesai pada 30 Desember 2022 melalui sistem kontrak tahun jamak.

Nantinya, penataan kawasan Tukad Unda akan terintegrasi dengan rencana Pemerintah Provinsi Bali untuk membangun Kawasan Strategis Pusat Kebudayaan Bali di Klungkung.

Baca juga: Waskita Beton Ngebut Bereskan Proyek Pengendali Banjir Rp 58,72 Miliar

Kepala BWS Bali-Penida Muhammad Noor mengatakan, melihat dampak letusan Gunung Agung pada 2018 dan 2020 terhadap Daerah Aliran Sungai (DAS) Tukad Unda, diperlukan sinergi untuk mengendalikan banjir aliran lahar dingin yang sering terjadi.

"Mengingat tingginya sedimentasi pasca erupsi dan tergerusnya tebing sungai, alur sungai dan lahan milik masyarakat yang berubah, maka diperlukan pengendalian alur sungai Tukad Unda," kata Noor dalam keterangan resmi.

Sementara itu, Juru Bicara Kementerian PUPR, Endra S. Atmawidjaja mengatakan urbanisasi dan perubahan tata guna lahan menjadi tantangan besar di Bali.

Ditambah dengan perubahan pola hujan dengan durasi pendek namun intensitasnya tinggi kerap mengakibatkan banjir yang sangat merugikan pariwisata Bali.

"Saya mengajak semua pihak untuk menjaga daerah tangkapan air melalui penghijauan kembali dan menahan laju alih fungsi lahan. Selain itu kita juga membangun prasarana pengendalian banjir untuk mengurangi risiko bencana banjir di Bali," papar Endra.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com