Cerita Putri Ariani Belajar Main Piano Secara Otodidak

JAKARTA, KOMPAS.com - Penyanyi asal Indonesia, Putri Ariani, kini tengah menjadi sorotan publik usai tampil memukau di America’s Got Talent (AGT) 2023.

Penampilan Putri yang ciamik membuat para juri AGT yakni Simon Cowell, Heidi Klum, Howie Mandel, dan Sofia Vergara terpukau. Bahkan, Simon Cowell yang terkenal pelit memberikan pujian, ia malah memberikan golden buzzer untuk Putri.

Putri tidak baru di industri musik. Putri sudah dikenal masyarakat sejak memenangkan Indonesia’s Got Talent 2014 saat usianya delapan tahun.

Baca juga: Putri Ariani: Walaupun Tidak Melihat Aku Pengin Dilihat Semua Orang

Putri bahkan pernah hadir di acara FYP, yang dipandu oleh Irfan Hakim dan Raffi Ahmad untuk nyanyi dan bermain piano.

Melihat kepiwaian Putri saat main piano, Raffi Ahmad tampak kagum. Raffi kemudian penasaran siapa yang mengajarkan Putri bermain piano.

“Iya otodidak,” kata Putri dikutip Kompas.com di kanal YouTube TRANS7 OFFICIAL dikutip Kompas.com, Jumat (9/6/2023).

Baca juga: 8 Lagu Ciptaan Putri Ariani, Ada Loneliness yang Dinyanyikan di America’s Got Talent

Meski bisa main piano karena otodidak, Putri menyempurnakan petikan chord-nya di piano lewat belajar dari teman-teman musisi lainnya.

“Kalau ketemu teman-teman musisi baru (nanya ini progres chord-nya gimana ini chord-nya apa,” ucap Putri.

Putri membenarkan bahwa tagline hidupnya adalah “melihat dengan hati menyanyi dengan rasa”.

Putri menceritakan bahwa matanya tidak bisa melihat sejak lahir. Ia saat itu lahir secara prematur.

Baca juga: Ucapan Putri Ariani yang Buat Ayahnya Selalu Mendukung untuk Ikut Audisi

“Jadi sebenarnya lahirnya prematur, Putri lahir 16 bulan 18 hari terus akhirnya asuk inkubator. Tiga bulan di inkubator,” ucap Putri.

Perempuan 17 tahun ini mengatakan, orangtuanya sempat membawanya ke Singapura untuk berobat.

Namun, kata dokter di sana, itu sudah terlambat. Mata kanan Putri yang sempat dioperasi tetap tak bisa membawa perubahan. Mata Putri 100 persen tak bisa melihat.

“Pas keluar nih (dokternya bilang) kayaknya ada katarak nih, terus akhirnya udah dibawa ke Singapura tapi kata dokternya sudah telat,” ucap Putri.

“Harusnya dari beberapa hari lalu. Tapi baru keluar beneran langsung dibawa ke Singapura. Pas dicek masih ada kemungkinan masih ada probability-nya. Akhirnya sebelah kanan probability-nya ada 50, di sebelah kiri probability-nya 20 persen. Sekarang totallly, jadinya ini zero (enggak bisa lihat),” tutur Putri.