Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Linkin Park dan Para Musisi yang Lagunya Dipakai Donald Trump Kampanye Tanpa Izin

Kompas.com - 21/07/2020, 10:56 WIB
Ira Gita Natalia Sembiring,
Andika Aditia

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Band rock Linkin Park melayangkan somasi terhadap Presiden Amerika Serikat (AS), Donald Trump setelah tim kampanyenya menggunakan musik Linkin Park tanpa izin.

Dalam video kampanye yang diunggah di Twitter pada Sabtu (18/7/2020) lalu, tim Donald Trump menggunakan lagu hit Linkin Park bertajuk "In the End".

Dikutip dari rolling stone, video itu diunggah oleh Direktur Media Sosial Gedung Putih, Dan Scavino dan di-retweet oleh Donald Trump.

Kini, akun Dan Scavino telah dinonaktifkan setelah adanya laporan dari pemilik hak cipta. 

Baca juga: Lagunya Dipakai Kampanye Trump, Rolling Stones Ancam dengan Tuntutan Hukum

Seperti dilaporkan Variety, Machine Shop Entertainment, perusahaan manajemen Linkin Park telah mengajukan pemberitahuan penghapusan ke Digital Millennium Copyright Act.

Linkin Park menegaskan, mereka bukanlah pendukung Donal Trump dan video itu telah digunakan tanpa izin.

"Linkin Park tidak mendukung Trump, atau memberi wewenang kepada organisasinya untuk menggunakan musik kami," tulis Linkin Park melalui akun Twitter mereka, Sabtu malam.

Dua personel Linkin Park, Mike Shinoda dan Joe Hahn juga mengungkapkan persetujuan mereka tentang hal tersebut.

Diketahui video "In the End" versi Donald Trump dibawakan oleh Tommee Profitt berkolaborasi dengan Fleurie dan Jung Youth. 

Baca juga: Linkin Park Layangkan Somasi ke Donald Trump

Sebelum Linkin Park, band legendaris The Rolling Stones juga pernah mengancam akan menuntut Donald Trump atas penggunaan lagu mereka dalam kampanye pilpres.

Presiden AS itu memainkan lagu-lagu klasik Rolling Stones era 1969 dalam kampanye yang dia lakukan.

The Rolling Stones dalam pernyataan yang dirilis pada Minggu (28/6/2020) mengatakan, kuasa hukum mereka sedang bekerja dengan organisasi BMI terkait hak musik agar Trump menghentikan pemutaran lagu-lagu mereka dalam kampanyenya.

Pihak BMI telah memberitahu tim kampanye Trump atas nama grup musik kawakan itu bahwa penggunaan lagu-lagu mereka secara tidak sah akan melanggar perjanjian lisensi.

Apabila Trump mengabaikan dan tetap memutar lagu-lagu The Rolling Stones, dia akan menghadapi tuntutan hukum karena telah melanggar embargo dan memainkan musik yang belum dilisensikan. 

Baca juga: The Rolling Stones Rilis Single Criss Cross dan Umumkan Album Goats Head Soup

Sebelumnya, band yang terdiri dari Vokalis Mick Jagger, Gitaris Keith Richards dan Ronnie Wood, dan Drummer Charlie Watts juga telah mengeluhkan penggunaan musik mereka dalam kampanye Trump pada 2016.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com