JAKARTA, KOMPAS.com - Lidah mertua (Dracaena trifasciata) dianggap sebagai tanaman hias yang hampir tidak dapat mati. Tanaman lidah mertua tumbuh subur karena diabaikan dan dapat tumbuh dalam berbagai kondisi berbeda.
Dikutip dari The Spruce, Sabtu (17/9/2022), lidah mertua memerlukan beberapa saat sebelum mereka menunjukkan tanda-tanda stres. Karena penyiraman adalah aspek penting dari perawatan tanaman, penting untuk memahami cara menyiram tanaman lidah mertua dengan benar.
Namun, terkait seberapa sering tanaman lidah mertua harus disiram, tidak ada jawaban yang mudah dan langsung. Ada beberapa faktor berbeda yang memengaruhi jadwal penyiraman ideal tanaman lidah mertua.
Baca juga: 8 Masalah yang Sering Terjadi pada Lidah Mertua dan Cara Mengatasinya
Lidah mertua dianggap sebagai tanaman sukulen karena menyimpan air di daunnya yang tebal dan berdaging. Tanaman ini berasal dari Afrika dan Asia selatan yang membuatnya terbiasa dengan cuaca yang ekstrem.
Untuk menahan kondisi ini, tanaman lidah mertua memanfaatkan jenis fotosintesis unik yang disebut Metabolisme Asam Crassulacean (CAM) untuk mencegah kehilangan air selama suhu siang hari yang ekstrem.
Tanaman yang memanfaatkan CAM berfotosintesis secara teratur pada siang hari, tetapi hanya membuka stomata untuk pertukaran gas pada malam hari dalam upaya mencegah evapotranspirasi1.
Berkat kemampuannya menyimpan air, lidah mertua adalah tanaman kuat yang dirancang untuk menahan periode kekeringan. Tanaman ini juga lebih rentan terhadap busuk akar daripada beberapa tanaman tropis lainnya.
Baca juga: Manfaat Lidah Mertua di Kamar, Bersihkan Udara dan Bikin Tidur Nyenyak
Namun, frekuensi penyiraman tanaman ular sangat bergantung pada kondisi pertumbuhannya.
Lidah mertua umumnya merupakan tanaman yang tahan kekeringan. Namun, jumlah air yang dibutuhkan setiap tanaman akan bervariasi tergantung pada kondisi pertumbuhannya.