Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Produk Kerajinan Asal Gresik Didorong Masuk Pasar Internasional

Kompas.com - 03/11/2021, 11:33 WIB
Sakina Rakhma Diah Setiawan

Editor

JAKARTA, KOMPAS.com - Produk kerajinan asal Indonesia telah banyak diekspor ke berbagai negara di dunia. Produk kerajinan ini tidak hanya dapat dimanfaatkan sebagai pakaian atau perhiasan, namun juga produk dekorasi rumah.

Lembaga Pembiayaan Ekspor Indonesia (LPEI)/Indonesia Eximbank) terus melakukan pembinaan terhadap desa-desa yang memiliki potensi untuk menjadi desa eksportir melalui Program Desa Devisa.

Salah satunya yakni desa Wedani, Kecamatan Cerme, Kabupaten Gresik, Jawa Timur yang menjadi salah satu Desa Devisa Tenun Gresik yang dibina melalui program itu.

Baca juga: Belanja Produk Rumah Tangga Sambil Menyantap Menu Sehat di IKEA

LPEI sendiri sebagai Special Mission Vehicle (SMV) Kementerian Keuangan Republik Indonesia bersinergi dengan Kantor Pengawasan dan Pelayanan Bea dan Cukai Gresik, Direktorat Jenderal Bea dan Cukai, Kementerian Keuangan dan Dinas Koperasi, Usaha Mikro dan Perindang (Diskoperindag) Kabupaten Gresik untuk mengembangkan potensi Desa Wedani.

Terdapat 1.500 orang penenun perempuan memproduksi sarung tenun ATBM (alat tenun bukan mesin) yang tergabung dalam kelompok penenun Koperasi Wedani Giri Nata (WGN). Sarung tenun ATBM Desa Wedani merupakan komoditi unggulan dari Desa Devisa Tenun Gresik yang mencerminkan kearifan lokal dengan memiliki unsur kebudayaan setempat.

Melalui Program Desa Devisa, LPEI akan berkolaborasi dengan sejumlah institusi pusat dan daerah untuk memberikan pendampingan pada aspek kelembagaan, produksi hingga akses pasar kepada anggota maupun pengurus Koperasi Wedani Giri Nata.

Saat ini kapasitas produksi kain tenun sarung dari Desa Wedani mencapai 146.400 lembar sarung per bulan. 

Baca juga: Peduli Lingkungan, IKEA Buktikan Kontribusi Lewat Produk dan Pelayanan

Dengan adanya Program Desa Devisa ini, ditargetkan pada semester I 2022, Koperasi WGN sudah dapat melakukan ekspor perdana dan produk yang dihasilkan pun sudah mematuhi standar internasional.

“Program Desa Devisa yang dimiliki LPEI ini bertujuan untuk membangun dan meningkatkan potensi suatu kawasan yang memiliki produk unggulan berorientasi ekspor, diarahkan untuk memperbesar akses masyarakat mencapai kondisi sosial ekonomi budaya yang lebih baik. Dan juga menghasilkan devisa dari kegiatan usaha yang dilaksanakan secara berkesinambungan,” ujar Direktur Eksekutif LPEI James Rompas dalam siaran pers, Rabu (3/11/2021).

James menambahkan, dengan diresmikannya Desa Devisa Tenun Gresik, Desa Wedani menjadi desa ke-24 yang mengikuti Program Desa Devisa LPEI. Sehingga total penerima manfaat dari program ini telah mencapai 2.774 orang petani/penenun dan ditargetkan akan terus bertambah di tahun-tahun berikutnya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com