JAKARTA, KOMPAS.com - Cat merupakan produk bangunan yang digunakan untuk melindungi dan memperindah tampilan suatu permukaan atau objek. Permukaan yang dicat akan terlapisi suatu lapisan berpigmen maupun tidak berwarna (pernis).
Secara umum, cat terbuat dari empat bahan baku, yaitu binder, solven, pigmen atau filler, dan aditif. Namun, siapa sangka kalau cat yang dipakai untuk mewarnai segala objek dan permukaan juga ada terbuat dari susu.
Baca juga: Plus Minus Wallpaper dan Cat, Mana yang Lebih Baik?
Untuk mengenal cat susu lebih jauh, berikut ini sejumlah fakta menarik tentang cat susu dilansir dari House Beautiful, Jumat (14/5/2021).
Cat susu merupakan cat ramah lingkungan yang terbuat dari 100 persen bahan alami sederhana seperti tanah liat, protein susu, kapur, dan pigmen.
Baca juga: Pilihan Warna Cat Pagar Rumah yang Bisa Kamu Pertimbangkan
Cat berbahan dasar air ini juga tidak beracun, dapat terurai secara hayati, dan tidak mengeluarkan asap berbahaya. Kelebihan lain, cat susu bisa mengering dalam waktu kurang dari 30 menit, beda dengan cat minyak yang membutuhkan waktu 24 jam untuk kering.
Cat susu juga dijual dalam bentuk bubuk. Kamu hanya perlu mencampurnya dengan air untuk membuat cat cair. Meski tampak asing, nyatanya cat susu telah digunakan selama ribuan tahun di berbagai belahan negara dunia.
Baca juga: 10 Cara Menghilangkan Bau Cat Baru di Rumah
Cat susu dapat digunakan untuk mengecat semua jenis permukaan yang terdapat di dalam dan di luar ruangan tanpa perlu tambahan atau pengamplasan. Mulai dari, kayu, kaca, plastik, drywall, plester, hingga logam.
Hasil akhir cat susu berbeda-beda, tergantung pada permukaan atau objek yang dicat. Lapisan tersebut menahan permukaan yang tidak dapat diserap dengan mudah.
Baca juga: 4 Tips Memilih Warna Cat Interior Rumah
Pada kayu, misalnya, cat susu memiliki hasil akhir yang pecah dan terlihat usang. Namun, tampilan ini dapat memberikan sentuhan bergaya rumah pertanian dan furnitur vintage.
Karena berbahan dasar air, bukan minyak atau lateks seperti cat lainnya, cat susu dapat dicat dengan lapisan yang lebih tipis. Menambahkan bahan pengikat pada cat akan menghasilkan hasil akhir yang lebih konsisten untuk tampilan yang tidak terlalu tertekan.
Baca juga: Trik Membuat Ruangan Lebih Terang Tanpa Cat Ulang
Cat susu dan cat kapur memiliki ciri dan tampilan yang sangat mirip. Tak heran, membuat cat susu dikira cat kapur. Namun, keduanya tidak sama dan memiliki perbedaan yang cukup terlihat.
Cat susu terbuat dari tanah liat, protein susu, kapur, dan pigmen serta memiliki tampilan yang tipis. Sementara itu, cat kapur lebih tebal dan terbuat dari bahan-bahan seperti kalsium karbonat, talek, dan pigmen. Hasil akhir dan kesan cat kapur lebih seperti cat matte akrilik putih.
Baca juga: Trik Menghilangkan Noda Cat pada Keramik
Saat mengecat furnitur dengan cat susu, kamu tidak perlu mengamplas atau mengoleskan cat pelapis sebelum mengecatnya dengan cat susu. Jadi, cat susu lebih mudah dalam hal pengaplikasian.
Selain itu, lantaran tidak beracun, cat ini benar-benar dapat dibuang langsung ke halaman rumput.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.