Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mengapa Kucing Tiba-tiba Menjadi Agresif? Ini Penyebabnya

Kompas.com - 20/02/2021, 12:36 WIB
Aniza Pratiwi,
Sakina Rakhma Diah Setiawan

Tim Redaksi

Sumber Catster

JAKARTA, KOMPAS.com - Pernahkah kucing peliharaan Anda tiba-tiba menjadi agresif? Meskipun telah menjadi kucing peliharaan, mereka bisa menjadi tiba-tiba lebih agresif daripada biasanya.

Hal ini dapat terjadi karena beberapa alasan, mulai dari rasa sakit hingga ketakutan.

Dilansir dari Catster,  Sabtu (20/2/2021) berikut beberapa alasan mengapa kucing peliharaan tiba-tiba menjadi lebih agresif. 

Baca juga: 5 Kucing Lucu yang Mirip Harimau dan Macan Tutul

Kesakitan

Kucing yang kesakitan akan merespons dengan desis dan desahan saat area sensitif disentuh. Kucing Sentakan keras pada ekor, misalnya, bisa sangat menyakitkan. Ini bukan sekadar sakit karena goresan dan gigitan.

Hal ini terutama terjadi jika rasa sakit tersebut disebabkan oleh penganiayaan fisik seperti ditendang atau dipukul.

Ketakutan

Kucing yang ketakutan akan merespons dengan bahasa tubuh yang jelas. Dia akan berbalik ke samping dan menggembungkan ekor dan bulunya agar terlihat lebih besar.

Telinganya akan mendatar ke belakang, dia akan mendesis dan pupilnya akan membesar. Mencoba mendekati kucing dalam keadaan ini berisiko menimbulkan reaksi agresif, bukan karena kucing itu tidak menyukai Anda, tetapi karena dia sedang berada di tengah-tengah reaksi panik.

Baca juga: Tips Merawat Anak Kucing Menurut Dokter Hewan

Hormon

Kucing yang tidak disterilkan atau dikebiri lebih mungkin menjadi agresif. Kucing jantan khususnya secara biologis terikat untuk berkelahi dengan kucing jantan lainnya saat betina dalam berahi.

Jika Anda melihat dua kucing berkelahi, jangan campur tangan secara fisik karena Anda hampir pasti akan menjadi sasaran agresi kucing.

Frustasi

Redirected aggression adalah sebutan untuk tindak kekerasan yang dilakukan oleh kucing karena tidak dapat menjangkau objek nafsu predatornya.

Misalnya, kucing dalam ruangan yang melihat kucing lain lewat atau menandai wilayahnya di wilayah “miliknya” mungkin menjadi sangat reaktif. Pada saat itu, siapa pun yang cukup malang berada di dekatnya, apakah itu kucing lain, anjing, atau manusia, mungkin akan menerima agresi kucing tersebut.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com