NOUMEA, KOMPAS.com - Kerusuhan berlangsung di Kaledonia Baru, wilayah otonomi Perancis di tengah Samudera Pasifik, menewaskan sejumlah orang dan ratusan terluka.
Namun, yang belum banyak diketahui orang, ada ribuan orang keturunan etnis Jawa menjadi warga Kaledonia Baru. Mengapa mereka bermukim di sana dan seperti apa sejarah di baliknya? Bagaimana hubungan mereka saat ini dengan Indonesia?
Kericuhan di negara bekas jajahan Perancis itu bermula ketika parlemen Perancis menyetujui penduduk Perancis yang tinggal di Kaledonia Baru selama sepuluh tahun diberikan hak pilih dalam pemilu.
Baca juga: Gelar Referendum, Kaledonia Baru Tolak Kemerdekaan dari Perancis
Keputusan ini dikecam masyarakat adat Kanak—penduduk asli Kaledonia Baru—yang menganggap kebijakan itu akan membuat pengaruh politik mereka kian menyusut.
Imbas dari gejolak politik itu, penjarahan toko serta pembakaran gedung dan mobil terjadi di sejumlah tempat di Kaledonia Baru. Ratusan orang dilaporkan terluka dan empat orang tewas – termasuk anggota polisi.
Presiden Perancis Emmanuel Macron telah mengumumkan keadaan darurat dan mengirim pasukan militer ke Kaledonia Baru. Akses TikTok diblokir dan jam malam diterapkan untuk meredam situasi.
Sejauh ini, tak ada warga negara negara Indonesia (WNI) yang menjadi korban dalam kerusuhan tersebut, menurut Konsulat Jenderal Republik Indonesia (KJRI) di Noumea, Kaledonia Baru.
Di tengah situasi yang menegangkan yang sedang terjadi, terdapat ribuan warga keturunan etnis Jawa yang hidup di pulau tersebut. Bagaimana mereka bisa sampai di sana dan apa sejarah di baliknya?
Secara geografis, Kaledonia Baru adalah bagian dari Zealandia—sebuah fragmen dari super benua Gondwana kuno yang merupakan bagian dari Oseania. Kaledonia Baru diperkirakan terpisah dari Australia sekitar 65 juta tahun lalu, kemudian bergerak ke arah timur laut dan mencapai posisinya saat ini sekitar 50 juta tahun lalu.
Kaledonia Baru terdiri dari beberapa kepulauan di tengah Samudra Pasifik, dengan pulau terbesar bernama Grande Terre.
Berada di timur laut Australia dan utara Selandia Baru, Kaledonia Baru adalah bekas jajahan Perancis dengan status sui generis—wilayah dengan otonomi khusus.
Perancis menjajah Kaledonia Baru pada 1853 dan menjadikan tempat itu sebagai penjara bagi tahanan politik sejak 1860-an.
Adapun 1,4 persen populasi—sebanyak 3.789 orang—adalah keturunan Indonesia, terutama Suku Jawa.
Konsul Jenderal Republik Indonesia (KJRI) Noumea, Bambang Gunawan, mengungkapkan bahwa warga keturunan Indonesia membentuk komunitas sendiri yang dinamakan Persatuan Masyarakat Indonesia dan Keturunannya (PMIK), serta mendirikan Wisma Masyarakat Indonesia dengan kapasitas 300 orang.
Baca juga: Kenapa Banyak Orang Jawa di Suriname? Ini Sejarah dan Perbedaan Bahasanya