Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Terlibat Korupsi Rp 200 Triliun, Pengusaha Vietnam Divonis Hukuman Mati

Kompas.com - 12/04/2024, 20:54 WIB
Irawan Sapto Adhi

Editor

Penulis: VOA Indonesia

HANOI, KOMPAS.com - Taipan properti Truong My Lan pada Kamis (11/4/2024) dijatuhi hukuman mati oleh sebuah pengadilan di kota Ho Chi Minh, Vietnam selatan, dalam kasus penipuan keuangan terbesar yang pernah terjadi di negara itu.

Pimpinan perusahaan real estate Van Thinh Phat (VTP) yang berusia 67 tahun itu dituduh melakukan penipuan sebesar 12,5 miliar dollar AS (sekitar Rp 200 triliun) atau hampir tiga persen dari PDB Vietnam pada 2022.

Dia secara ilegal mengendalikan Saigon Joint Stock Commercial Bank antara tahun 2012 hingga 2022 untuk menyedot dana tersebut melalui ribuan perusahaan bohongan dan dengan membayar suap kepada sejumlah pejabat pemerintah.

Baca juga: Gejolak Politik Vietnam, Presiden Mundur meski Baru Setahun Menjabat

Sebagaimana dilaporkan, media pemerintah Vietnam, Thanh Nien, penangkapan Lan pada Oktober 2022 menjadi salah satu penangkapan paling terkenal dalam upaya pemberantasan korupsi yang sedang berlangsung di Vietnam dan semakin intensif sejak 2022.

Apa yang disebut kampanye Tungku Berkobar telah menyentuh eselon-eselon tertinggi dalam politik Vietnam.

Mantan Presiden Vo Van Thuong sendiri telah mengundurkan diri pada Maret lalu setelah dikenai dakwaan dalam kampanye tersebut.

Namun skala persidangan yang dialami Lan telah mengejutkan negara tersebut.

VTP merupakan salah satu perusahaan real estate terkaya di Vietnam, dengan proyek-proyek yang mencakup bangunan tempat tinggal mewah, perkantoran, hotel, dan pusat perbelanjaan.

Para analis mengatakan, besarnya penipuan ini menimbulkan pertanyaan apakah bank atau badan usaha lain juga melakukan kesalahan yang sama, sehingga melemahkan prospek perekonomian Vietnam dan membuat investor asing gelisah.

Baca juga: Presiden Vietnam Mundur Usai Setahun Menjabat, Stabilitas Nasional Dipertanyakan

Vietnam padahal tengah berusaha memposisikan dirinya sebagai tempat ideal bagi badan-badan usaha yang mencoba mengubah rantai pasokan mereka jauh dari China.

Sektor properti di Vietnam sangat terpukul. Diperkirakan 1.300 perusahaan properti menarik diri dari pasar properti pada 2023.

Para pengembang menawarkan diskon dan emas sebagai hadiah untuk menarik pembeli. Meskipun harga sewa ruko turun sepertiganya di Ho Chi Minh, banyak fasilitas seperti itu di pusat kota yang masih kosong, menurut media pemerintah.

Pada November, Sekretaris Jenderal Partai Komunis Nguyen Phu Trong, politisi terkemuka Vietnam, mengatakan bahwa perjuangan antikorupsi akan “berlanjut dalam jangka panjang”.

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com