Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

6 Jet Tempur Tertua di Dunia yang Masih Beroperasi

Kompas.com - 29/01/2024, 18:57 WIB
Albertus Adit

Penulis

Sumber Oldest

KOMPAS.com - Banyak negara yang memiliki pesawat jet tempur. Tapi, ada pesawat jet tempur tertua di dunia yang masih beroperasi sampai sekarang.

Meski usianya tak lagi muda, tetapi pesawat jet tempur ini tetap beroperasi dan siap terbang melindungi negaranya.

Dilansir dari oldest.org, ada enam jenis pesawat jet tempur tertua yang masih beroperasi.

Baca juga: 10 Gunung Api Tertua di Dunia, Ada 1 dari Indonesia

Jet tempur tertua di dunia

1. Mikoyan-Gurevich MiG-21 (1955)

MiG-21, juga dikenal sebagai “Fishbed,” adalah jet tempur dan pencegat supersonik. Dikembangkan oleh Biro Desain Mikoyan-Gurevich di Uni Soviet.

Ini adalah pengembangan dari jet tempur Soviet sebelumnya, seperti MiG-15 dan MiG-17.

Desain awal menampilkan sayap menyapu, tetapi varian produksinya memiliki sayap delta. Pesawat ini memiliki ciri khas shock cone dan saluran masuk udara depan.

Desain MiG-21 menjadikannya pesawat tempur ringan mampu mencapai kecepatan Mach 2. Jarak tempuhnya pendek karena penempatan tangki bahan bakarnya, sehingga perlu menggunakan tangki eksternal.

2. Northrop F-5 (1959)

Northrop F-5 adalah keluarga pesawat tempur ringan supersonik. Ini dirancang pada akhir tahun 1950-an oleh Northrop Corporation.

Keluarga tersebut mencakup varian F-5A/B Freedom Fighter dan F-5E/F Tiger II. Pesawat ini terkenal dengan efektivitas biaya dan kinerjanya.

F-5A mulai beroperasi pada awal tahun 1960-an. F-5E Tiger II, diperkenalkan pada tahun 1972 yang telah ditingkatkan untuk mesin dan avioniknya.

F-5 bertugas dalam peran seperti superioritas udara dan serangan darat. Keluarga F-5 telah digunakan oleh berbagai angkatan udara di seluruh dunia. Lebih dari 1.200 pesawat F-5A/B/C/D dan 1.399 F-5E/F dibuat.

Baca juga: 10 Virus Tertua di Dunia, Sudah Ada sejak Ratusan Juta Tahun Lalu

3. Chengdu J-7 (1966)

J-7 merupakan hasil perjanjian transfer teknologi yang ditandatangani antara Uni Soviet dan China pada tahun 1962 terkait MiG-21. Perjanjian ini memungkinkan China memperoleh teknologi untuk membuat pesawat tersebut.

Para insinyur China harus merekayasa balik bagian-bagian MiG-21 karena dokumentasi Soviet tidak lengkap. Perbedaan antara J-7 dan MiG-21 meliputi sistem hidrolik dan pengaturan bahan bakar internal.

Seiring waktu, berbagai model J-7 dikembangkan, dengan perbaikan di berbagai bidang seperti persenjataan, avionik, dan desain sayap.

Meskipun pesawat ini terutama bertugas di Angkatan Udara Tentara Pembebasan Rakyat (PLAAF), banyak operator internasional juga menggunakan J-7. Angkatan Udara Pakistan, khususnya, adalah salah satu operator terbesarnya.

Halaman:

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com