Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Israel Usul Hentikan Pertempuran untuk Bebaskan Sandera, Apakah Perang Berhenti?

Kompas.com - 23/01/2024, 11:40 WIB
Albertus Adit

Penulis

Sumber AFP,Axios

WASHINGTON DC, KOMPAS.com - Israel telah mengusulkan kepada Hamas untuk menghentikan pertempuran hingga dua bulan.

Hal ini sebagai bagian dari kesepakatan untuk membebaskan semua sandera yang ditahan di Gaza. Demikian dilaporkan Axios, situs berita Amerika Serikat (AS), pada Senin (22/1/2024).

Laporan itu mengatakan, pejabat Israel yang tak mau disebutkan namanya menuturkan bahwa kesepakatan itu akan dilakukan dalam beberapa tahap.

Baca juga: Pasukan Israel Serang RS di Gaza dan Tangkap Staf Medis, Korban Terluka Terabaikan

Tahap pertama ialah pembebasan perempuan, laki-laki berusia di atas 60 tahun, dan mereka yang berada dalam kondisi medis kritis.

Tahap selanjutnya akan melibatkan pembebasan tentara perempuan, laki-laki muda sipil, tentara laki-laki, dan jenazah sandera.

Dikutip dari AFP pada Selasa (23/1/2024), para pejabat mengatakan, kesepakatan itu juga akan mencakup pembebasan tahanan Palestina yang ditahan di Israel dalam jumlah yang belum ditentukan, tetapi tidak semuanya.

Hanya saja, apa yang diajukan itu tidak mencakup janji untuk mengakhiri perang. Namun, kehadiran pasukan Israel akan berkurang jumlahnya di kota-kota besar di Gaza Palestina.

Israel juga secara bertahap mengizinkan penduduk untuk kembali ke wilayah utara yang telah hancur.

Para pejabat mengatakan, kesepakatan itu diperkirakan bakal memakan waktu sekitar dua bulan.

Baca juga: AS-Inggris Kembali Serang Houthi di Yaman, Ada 8 Target Sasaran

Media Israel Ynet juga melaporkan usulan tersebut, mengutip sumber yang tidak disebutkan namanya, dan mengatakan bahwa Perdana Menteri Benjamin Netanyahu telah menyinggung hal tersebut dalam pertemuan dengan keluarga sandera pada Senin (22/1/2024).

Berita mengenai usulan tersebut muncul ketika media AS mengatakan bahwa koordinator Gedung Putih untuk Timur Tengah, Brett McGurk, dijadwalkan berada di wilayah tersebut.

Kehadian McGurk yakni melakukan pertemuan di Mesir dan Qatar yang bertujuan untuk mencapai kesepakatan pertukaran sandera baru.

Diketahui, sekitar 250 orang disandera selama serangan berdarah Hamas pada 7 Oktober, dan Israel mengatakan sekitar 132 orang masih berada di Gaza.

Jumlah tersebut termasuk 28 jenazah sandera yang tewas, menurut penghitungan AFP berdasarkan data Israel.

Serangan Hamas 7 Oktober 2023 itu mengakibatkan kematian sedikitnya 1.140 orang di Israel, sebagian besar warga sipil.

Sebagai tanggapan, Israel melancarkan serangan tanpa henti yang telah menewaskan sebanyak 25.295 orang di Gaza.

Baca juga: Pedemo Serbu Parlemen Israel, Tuntut Para Sandera Segera Dibebaskan

Sekitar 70 persen di antaranya adalah wanita, anak-anak, dan remaja, menurut Kementerian Kesehatan Gaza yang dikelola Hamas.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


Terkini Lainnya

Sepak Terjang Alexei Navalny, Pemimpin Oposisi Rusia yang Tewas di Penjara

Sepak Terjang Alexei Navalny, Pemimpin Oposisi Rusia yang Tewas di Penjara

Internasional
Bendungan Runtuh Akibat Hujan Lebat di Kenya Barat, 40 Orang Tewas

Bendungan Runtuh Akibat Hujan Lebat di Kenya Barat, 40 Orang Tewas

Global
3 Wanita Mengidap HIV Setelah Prosedur 'Facial Vampir' di New Mexico

3 Wanita Mengidap HIV Setelah Prosedur "Facial Vampir" di New Mexico

Global
Hamas Luncurkan Roket ke Israel dari Lebanon

Hamas Luncurkan Roket ke Israel dari Lebanon

Global
PM Singapura Lee Hsien Loong Puji Jokowi: Kontribusinya Besar Bagi Kawasan

PM Singapura Lee Hsien Loong Puji Jokowi: Kontribusinya Besar Bagi Kawasan

Global
Sejak Apartheid Dihapuskan dari Afrika Selatan, Apa Yang Berubah?

Sejak Apartheid Dihapuskan dari Afrika Selatan, Apa Yang Berubah?

Internasional
Dubai Mulai Bangun Terminal Terbesar Dunia di Bandara Al Maktoum

Dubai Mulai Bangun Terminal Terbesar Dunia di Bandara Al Maktoum

Global
Punggung Basah dan Kepala Pusing, Pelajar Filipina Menderita akibat Panas Ekstrem

Punggung Basah dan Kepala Pusing, Pelajar Filipina Menderita akibat Panas Ekstrem

Global
Anak Muda Korsel Mengaku Siap Perang jika Diserang Korut

Anak Muda Korsel Mengaku Siap Perang jika Diserang Korut

Global
Demonstran Pro-Palestina di UCLA Bentrok dengan Pendukung Israel

Demonstran Pro-Palestina di UCLA Bentrok dengan Pendukung Israel

Global
Sepak Terjang Subhash Kapoor Selundupkan Artefak Asia Tenggara ke New York

Sepak Terjang Subhash Kapoor Selundupkan Artefak Asia Tenggara ke New York

Global
Penyebab Kenapa Menyingkirkan Bom yang Belum Meledak di Gaza Butuh Waktu Bertahun-tahun

Penyebab Kenapa Menyingkirkan Bom yang Belum Meledak di Gaza Butuh Waktu Bertahun-tahun

Global
30 Tahun Setelah Politik Apartheid di Afrika Selatan Berakhir

30 Tahun Setelah Politik Apartheid di Afrika Selatan Berakhir

Internasional
Rangkuman Hari Ke-795 Serangan Rusia ke Ukraina: Buruknya Situasi Garis Depan | Desa Dekat Avdiivka Lepas

Rangkuman Hari Ke-795 Serangan Rusia ke Ukraina: Buruknya Situasi Garis Depan | Desa Dekat Avdiivka Lepas

Global
Dubai Mulai Bangun Terminal Terbesar Dunia di Bandara Al Maktoum

Dubai Mulai Bangun Terminal Terbesar Dunia di Bandara Al Maktoum

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com