Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kerusuhan Ekuador: Apa yang Terjadi, Siapa Adolfo Macias yang Kabur dari Penjara?

Kompas.com - 10/01/2024, 18:40 WIB
BBC News Indonesia,
Aditya Jaya Iswara

Tim Redaksi

GUAYAQUIL, KOMPAS.com - Sekelompok orang bersenjata dan mengenakan balaclava menyerbu sebuah studio stasiun televisi yang sedang menayangkan siaran langsung di Ekuador dan mengancam staf yang ketakutan.

Para karyawan dipaksa tiarap saat siaran langsung stasiun televisi publik TC di Kota Guayaquil sedang berjalan. Beberapa saat kemudian siaran tersebut dihentikan.

Kepolisian Ekuador belakangan datang dan mengaku telah membebaskan semua staf serta menangkap 13 orang. Senjata-senjata yang disita turut diperlihatkan ke media.

Baca juga: Ekuador Umumkan Keadaan Darurat 60 Hari Usai Adolfo Macias Kabur dari Penjara

Setidaknya sepuluh orang tewas sejak status darurat selama 60 hari dimulai di Ekuador sejak Senin (8/1/2024).

Status darurat diumumkan setelah seorang ketua geng terkenal bernama Adolfo Macías Villamar alias Fito kabur dari penjara.

Tidak jelas apakah insiden di stasiun TV di Guayaquil berkorelasi dengan kaburnya bos geng Choneros tersebut.

Di negara tetangga, Peru, pemerintah memerintahkan pengerahan polisi ke perbatasan untuk mencegah ketidakstabilan yang terjadi di negara itu

Amerika Serikat mengecam “serangan kurang ajar” di Ekuador. AS menyatakan sedang “berkoordinasi erat” dengan Presiden Ekuador, Daniel Noboa, serta “siap memberikan bantuan”.

Ekuador adalah salah satu eksportir pisang terbesar di dunia. Negara itu juga mengekspor minyak, kopi, kakao, udang, dan produk ikan.

Meningkatnya kekerasan di negara tersebut dikaitkan dengan pertikaian antara kartel narkoba, baik asing maupun lokal, untuk menguasai jalur penyelundupan kokain ke AS dan Eropa.

Baca juga: Saat Siaran Langsung, Stasiun TV Ekuador Diserbu Orang-orang Bersenjata

Apa yang terjadi dalam serangan ke stasiun TV?

Dalam serangan ke stasiun TV di di Kota Guayaquil, pada Selasa (9/1/2024), seorang pria menodongkan senapan ke kepala salah satu kru TV.

Seorang perempuan terdengar memohon, "Jangan tembak, tolong jangan tembak," sebagaimana dilaporkan kantor berita AFP. Pada saat bersamaan seseorang terdengar berteriak kesakitan.

“Tolong, mereka datang untuk membunuh kami,” kata seorang karyawan stasiun televisi TC kepada kantor berita AFP melalui pesan WhatsApp.

"Tuhan jangan biarkan ini terjadi. Para penjahat sedang mengudara."

Kepolisian belakangan berhasil menangkap para tersangka penyerbu dan mengunggah video para tersangka ke media sosial. Aparat mengatakan, para tersangka akan “dihukum karena tindakan teroris”.

Halaman:

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com