KOMPAS.com – Berita Militer AS akan meledakkan reactor nuklir di luar angka untuk kali pertama sejak 1965 memuncaki daftar Populer Global kali ini.
Di bawahnya, ada berita Kim Kong Un menerima foto Gedung Putih dari satelit mata-mata baru Korea Utara.
Berita di kanal Global Kompas.com yang paling banyak dibaca selanjutnya, yakni terkait laporan Human Rights Watch bahwa ledakan RS Al-Ahli Gaza ternyata disebabkan oleh roket Hamas yang salah sasaran.
Baca juga: [POPULER GLOBAL] Hamas Bebaskan Abigail | Netanyahu ke Gaza
Untuk lebih lengkapnya, berikut rangkuman daftar Populer Global edisi Selasa (28/11/2023) hingga Rabu (29/11/2023) pagi yang dapat Anda simak:
Militer AS memberikan tambahan 33,7 juta dollar AS kepada perusahaan dirgantara Lockheed Martin untuk membuat pesawat ruang angkasa bertenaga nuklir.
Pesawat luar angkasa ini akan menggunakan fisi nuklir untuk menggerakkan mesin Stirling, yang menghasilkan listrik untuk penggerak, sistem di dalam pesawat, dan muatan.
Dalam hal perjalanan luar angkasa, kekuatan fisi sangat masuk akal. Mesin propulsi termal nuklir (NTP) lebih efisien, dapat mempersingkat waktu tempuh, dan mampu membawa muatan lebih besar
Baca selengkapnya di sini
Pemimpin Korea Utara Kim Jong Un menerima foto Gedung Putih yang diambil oleh satelit mata-mata yang baru saja diluncurkan.
Media pemerintah Korea Utara, KCNA, pada Selasa (28/11/2023) melaporkan, Kim Jong Un juga telah menerima foto Pentagon dan kapal induk Amerika Serikat di pangkalan angkatan laut Norfolk.
Korea Utara pada pekan lalu mengeklaim berhasil meluncurkan satelit pengintai pertamanya, yang dikatakan dirancang untuk memantau pergerakan militer AS dan Korea Selatan.
Baca selengkapnya di sini
Human Rights Watch (HRW) mengatakan bahwa bukti menunjukkan roket yang salah sasaran kemungkinan menjadi penyebab ledakan yang mengakibatkan banyak korban jiwa di sebuah rumah sakit di Gaza pada 17 Oktober.
Ledakan di rumah sakit Al-Ahli memicu kemarahan di seluruh dunia Arab.
Palestina menyalahkan serangan udara Israel, sementara Israel mengatakan serangan itu disebabkan oleh peluncuran roket Palestina yang salah sasaran.