WASHINGTON DC, KOMPAS.com - Serangan Hamas ke Israel akan menjadi ancaman paling signifikan bagi Amerika Serikat sejak kebangkitan ISIS hampir satu dekade yang lalu, kata Direktur FBI Christopher Wray dalam sebuah sidang dengar pendapat di Kongres pada Selasa (31/10/2023).
Wray mengatakan bahwa sejak dimulainya konflik Israel-Palestina di Gaza awal bulan ini, beberapa kelompok telah menyerukan serangan-serangan terhadap Amerika dan Barat, meningkatkan ancaman yang ditimbulkan oleh para kelompok di dalam negeri Amerika.
"Tindakan Hamas dan sekutunya akan menjadi inspirasi yang belum pernah kita lihat sejak ISIS meluncurkan apa yang mereka sebut sebagai kekhalifahan beberapa tahun yang lalu," kata Wray.
Baca juga: Jepang Umumkan Sanksi Terhadap Individu dan Perusahaan Terkait Hamas
Pernyataan tersebut disampaikan dalam sebuah sidang dengar pendapat di hadapan Komite Urusan Keamanan Dalam Negeri dan Pemerintahan Senat AS yang berfokus pada ancaman-ancaman terhadap Amerika Serikat.
Pemerintah AS telah melihat adanya peningkatan ancaman terhadap warga Yahudi, Muslim dan Arab-Amerika sejak pertempuran meletus di Gaza.
Dilansir dari Reuters, jumlah serangan terhadap pangkalan militer AS di luar negeri oleh kelompok-kelompok yang didukung Iran telah meningkat bulan ini, kata Wray.
"Serangan siber terhadap Amerika Serikat oleh Iran dan aktor-aktor non-negara kemungkinan akan memburuk jika konflik meluas," katanya.
Dalam sidang tersebut, Menteri Keamanan Dalam Negeri Alejandro Mayorkas mengatakan bahwa kebencian yang ditujukan kepada para pelajar Yahudi di Amerika Serikat setelah dimulainya konflik Israel-Palestina di Gaza telah menambah peningkatan anti-semitisme.
Gedung Putih menyatakan kekhawatirannya minggu ini atas laporan-laporan insiden anti-Yahudi di universitas-universitas di Amerika Serikat, karena ketegangan yang terjadi telah mendorong para pejabat universitas untuk memperketat keamanan.
Senator Josh Hawley, dari Partai Republik, mencecar Mayorkas tentang mengapa seorang petugas suaka AS yang dilaporkan membuat unggahan anti-Israel di media sosial telah dicutikan namun tidak dipecat. Dia mengatakan bahwa pegawai tersebut merayakan genosida.
Baca juga: Cara Hamas Melawan Pasukan Darat Israel di Gaza
Mayorkas mengatakan bahwa merupakan sikap tercela jika ada yang mengatakan bahwa unggahan tersebut mencerminkan pandangan karyawan Kementerian Keamanan Dalam Negeri AS (DHS), dengan menyebut bahwa ibunya sendiri adalah seorang penyintas Holocaust.
Pada pertemuan ransomware yang diselenggarakan oleh Gedung Putih pada Selasa, Jaksa Agung Merrick Garland mengatakan bahwa ia telah mengarahkan Kementerian Kehakiman untuk membantu para penyelidik Israel yang menyelidiki aliran keuangan ke Hamas, termasuk yang melibatkan mata uang kripto.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.