Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kapal Perang AS Tembak Jatuh Roket dan Drone yang Berpotensi Menuju ke Israel

Kompas.com - 20/10/2023, 16:33 WIB
Irawan Sapto Adhi

Penulis

Penulis: VOA Indonesia/Carla Babb

SANA'A, KOMPAS.com - USS Carney, sebuah kapal perusak milik Angkatan Laut AS di Laut Merah, telah menembak jatuh beberapa roket dan drone yang diluncurkan oleh kelompok Houthi yang didukung Iran di Yaman.

Senjata-senjata tersebut menurut Pentagon melaju sepanjang Laut Merah dan berpotensi menyasar target di Israel.

Juru bicara Pentagon Brigadir Jenderal Pat Ryder, pada Kamis (19/10/2023), mengatakan kepada reporter di Pentagon bahwa kapal tersebut mencegat tiga peluru kendali darat dan beberapa drone di perairan itu.

Baca juga: Bisakah Kunjungan Biden Redakan Konflik Israel-Hamas?

“Tindakan ini merupakan peragaan dari arsitektur pertahanan udara dan misil yang telah kami kembangkan di Timur Tengah dan yang kami siap manfaatkan kapan saja jika diperlukan, guna melindungi mitra-mitra dan kepentingan kami di kawasan penting ini,” kata Ryder.

Tidak ada korban yang jatuh dalam insiden tersebut, menurut Ryder. Kapal itu sendiri tampaknya tidak menjadi sasaran serangan, menurut kajian awal AS.

Misil dari Yaman itu datang sehari setelah garnisun al-Tanf, yang menampung pasukan AS di Suriah, disasar oleh dua buah drone.

AS dan pasukan koalisi menghancurkan satu drone, sementara drone lainnya mencapai pangkalan dan menyebabkan cedera ringan pada pasukan koalisi, demikian menurut Ryder.

Pasukan AS di wilayah Irak utara menembak drone lain pada Selasa (17/10) yang berada di dekat pangkalan udara Bashur sehingga tidak ada korban cedera atau kerusakan pada peralatan atau fasilitas koalisi.

Dua buah drone menyasar Pangkalan Udara al-Asad di Irak barat pada Selasa, di mana satu berhasil ditembak jatuh sementara satu drone lainnya lagi menderita kerusakan, mengakibatkan cedera ringan pada pasukan koalisi.

Baca juga: Usai Biden Datang, Israel Izinkan Bantuan Masuk Gaza dari Mesir

Serangan-serangan drone dan misil tersebut terjadi menyusul peningkatan kehadiran militer AS di kawasan setelah terjadi serangan brutal oleh Hamas pada 7 Oktober terhadap Israel yang menyebabkan 1.400 warga Israel tewas. Setidaknya 3.000 lebih warga Palestina telah tewas sejak Israel mulai menarget pasukan Hamas di Gaza setelah serangan itu.

AS mengatakan peningkatan kehadiran militernya ditujukan untuk mengantisipasi tindakan kelompok yang bermaksud jahat seperti Hizbullah atau Iran untuk memperluas konflik di kawasan tersebut.

Dakota Wood, rekan peneliti senior di The Heritage Foundation, mengatakan kepada VOA, "Mengingat pertaruhan besar (dalam konflik saat ini) dan apa yang Hamas atau Iran maupun Hezbollah coba capai di wilayah tersebut (Timur Tengah), bisa jadi mereka tidak peduli dengan apa yang AS kirimkan. Jika mereka dapat menarik AS ke dalam peperangan, mungkin itu akan membantu untuk mencapai tujuan mereka".

Baca juga: Putin pada Biden: Rusia Tak Bisa Direndahkan, AS Harus Belajar Menghormati

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com