KOMPAS.com – Berita yang memuat jawaban China ketika ditanya mengapa menerbitkan peta baru Laut China Selatan memuncaki daftar Populer Global kali ini.
Di bawahnya, ada berita beberapa negara menyatakan penolakan atas peta Laut China Selatan terbaru bikinan China tersebut.
Berita di kanal Global Kompas.com yang paling banyak dibaca selanjutnya, yakni temuan jasad pendaki pegunungan Alpen yang dilaporkan hilang 52 tahun lalu.
Baca juga: [POPULER GLOBAL] Akhir Kekuasaan Keluarga Bongo | Serangan Ukraina Kian Dalam di Rusia
Untuk lebih lengkapnya, berikut rangkuman daftar Populer Global edisi Jumat (1/9/2023) hingga Sabtu (2/9/2023) pagi yang dapat Anda simak:
Kementerian Sumber Daya Alam China menerbitkan peta Laut China Selatan baru pada Senin (28/8/2023).
Media milik pemerintah China, China Daily, mengumumkan "Peta Standar China 2023" tersebut memainkan peran peting dalam mendorong pembangunan bangsa, memenuhi kebutuhan semua lapisan masyarakat, mendukung pengelolaan SDA, serta membantu pembangunan ekologi dan peradaban.
Penerbitan peta baru Laut China Selatan itu langsung menjadi kontroversi. Beberapa negara seketika menolak mengakuinya.
Baca selengkapnya di sini
Baca juga: [POPULER GLOBAL] Pemakaman Prigozhin Tertutup | Kudeta Militer Gabon
Malaysia, Filipina, Vietnam, dan Taiwan telah menolak peta Laut China Selatan terbaru yang dikeluarkan China pada Senin (28/8/2023).
Peta terbaru tersebut menunjukkan garis putus-putus berbentuk U, yang menutupi sekitar 90 persen Laut China Selatan.
Sebagai jalur perdagangan utama senilai lebih dari 3 triliun dollar AS setiap tahunnya, Laut China Selatan telah menjadi sengketa bagi banyak negara.
Baca selengkapnya di sini
Jasad seorang pendaki yang ditemukan di Pegunungan Alpen Swiss tahun lalu telah diidentifikasi sebagai pendaki gunung asal Inggris yang hilang 52 tahun lalu.
Ini adalah yang terbaru dari serangkaian penemuan jasad pendaki yang telah lama hilang, yang terungkap saat gletser Alpen mencair dan surut karena pemanasan global.
"Pendaki tersebut dilaporkan hilang pada Juli 1971, tetapi tim pencari pada saat itu tidak menemukan apa-apa," kata Polisi di wilayah Valais, Swiss barat daya pada Kamis (31/8/2023).