BERN, KOMPAS.com - Jika ada dalang wayang kulit paling laris di Eropa, Sigit Susanto adalah salah satunya.
Laki laki asal Boja, Kendal, Jawa Tengah, yang kini menetap di Steinhausen, Swiss, itu masih sering menerima tawaran pentas di Benua Biru.
"Tidak semua permintaan bisa saya penuhi, karena ada kesibukan lain yang tidak bisa ditinggalkan,“ katanya kepada Kompas.com, Senin (28/8/2023).
Baca juga: Kisah Sigit Susanto, Dalang Berbahasa Jerman Asal Kendal yang Menjelajah Eropa
Ketika ditanya apa membuat dirinya banyak menerima tawaran pentas, Sigit menjawab, kemungkinan dirinya adalah satu-satunya dalang di Eropa yang bisa tamping dengan berbahasa Jerman.
Tidak terlalu berlebihan memang. Berdasarkan penelurusan Kompas.com, belum ada nama dalang lain yang menggunakan bahasa Jerman ketika tampil di Eropa.
Dalam suatu kesempatan, Vanessa von Gliszczynski, kurator Museum Weltkulture Frankfurt, mengaku sangat sulit menemukan dalang wayang kulit dalam bahasa Jerman.
"Sigit satu satunya yang kami temukan, setelah bertahun tahun kami mencarinya,“ kata Vanessa.
Uniknya, Sigit Susanto hanya bermodal peralatan sederhana.
Koleksi wayangnya pun tidak lengkap, hanya puluhan.
Tokoh wayang Rahwana, selain digunakan dalam lakon Ramayana, juga dipakai sebagai tokoh raksasa dalam perang antara Bima dan tokoh jahat untuk lakon Dewa Ruci.
Baca juga: Cuaca Ekstrem Bayangi Rencana Ekspedisi Trilogi Alpen oleh Pendaki Indonesia
"Ada sumbangan dari KJRI Frankfurt, ada juga beli di kaki lima Malioboro, Yogjakarta, atau dapat pinjaman sana sini," kata Sigit.
Itulah sebabnya, kualitas wayang kulitnya tidak sama.
Wayang kulit sumbangan KJRI Frankfurt berkualitas bagus.
"Dari kulit sapi, dan capitnya dari tanduk," kata Sigit.
Sementara hasil beli wayang di kaki lima Malioboro, ukirannya kasar dan capitnya dari kayu. Bahkan, wajah Pandita Durna sudah mengelupas.