Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Profil Yevgeny Prigozhin, dari Koki Pribadi Putin hingga Jadi Pentolan Wagner

Kompas.com - 24/08/2023, 21:00 WIB
Tito Hilmawan Reditya

Penulis

Sumber Reuters

MOSKWA, KOMPAS.com - Selama bertahun-tahun, Yevgeny Prigozhin adalah sosok yang sulit dipahami.

Dia menjadi kaya raya di tengah kekacauan dan peluang ekonomi Rusia pasca-Soviet, lalu disorot karena keterlibatan kelompoknya dalam invasi Rusia ke Ukraina, yang memberikan kemenangan bagi Kremlin.

Terakhir, Prigozhin memimpin pemberontakan bersenjata melawan Putin dua bulan yang lalu pada tanggal 23 Juni, setelah mencerca para petinggi militer Rusia atas penanganan mereka terhadap perang Ukraina.

Baca juga: Teka-teki Tewasnya Prigozhin, Murni Kecelakaan atau Dibunuh?

Siapa Prigozhin?

Kepala Wagner Yevgeny Prigozhin tumbuh di lingkungan yang keras di Saint Peterburg.

Dilansir dari CNN, Presiden Rusia Vladimir Putin dan Prigozhin sudah saling mengenal sejak tahun 1990-an.

Keduanya dilaporkan bertemu setelah Prigozhin dibebaskan dari hukuman penjara selama sembilan tahun karena kasus penipuan dan perampokan.

Setelah keluar dari penjara, ia terjun ke bisnis katering. Putin meminta Prigozhin untuk menyediakan makanan untuk pesta ulang tahunnya serta makan malam dengan para pemimpin yang berkunjung, termasuk Presiden AS George Bush dan Jacques Chirac dari Perancis.

Sebuah tajuk berita di The Moscow Times pernah menyebut Prigozhin sebagai "Koki Pribadi Putin".

Prigozhin kemudian memenangkan kontrak katering yang menguntungkan untuk sekolah-sekolah dan angkatan bersenjata Rusia.

Baca juga: Rangkuman Hari Ke-546 Serangan Rusia ke Ukraina: Prigozhin Diduga Tewas | Jenderal Armageddon Dipecat

Dia mengantar Putin berkeliling pabrik pengolahan makanan barunya pada 2010. Saat itu, ia adalah orang dalam Kremlin dengan kerajaan komersial yang sedang berkembang.

Transformasi dirinya dari seorang oligarki kaya menjadi panglima perang yang brutal terjadi setelah gerakan separatis yang didukung Rusia pada 2014 di Donbass, Ukraina timur.

Prigozhin mendirikan Wagner pada tahun itu sebagai pasukan tentara bayaran yang bertempur di Ukraina dan wilayah lainnya untuk tujuan yang didukung Rusia di seluruh dunia.

Dia menyangkal hubungannya dengan pasukan bayangan itu selama bertahun-tahun.

Selama bertahun-tahun, mereka telah mengembangkan reputasi yang mengerikan dan telah dikaitkan dengan berbagai pelanggaran hak asasi manusia.

Baca juga: Dugaan Prigozhin Tewas: Namanya Masuk Daftar Penumpang, tapi Belum Pasti di Pesawat

Sementara itu, kerajaan bisnisnya segera meluas melampaui dapur dan medan perang. Dia juga mendirikan peternakan troll Rusia di Sankt Peterburg, Internet Research Agency (IRA), tempat para provokator dibayar oleh Prigozhin untuk mengganggu dan merusak pemilihan presiden AS pada 2016.

Departemen Keuangan AS menjatuhkan sanksi kepada IRA pada tahun 2018, menuduhnya telah menciptakan dan mengelola sejumlah besar persona online palsu yang menyamar sebagai orang AS yang sah untuk memasukkan organisasi akar rumput, kelompok kepentingan, dan partai politik negara di media sosial.

Setelah invasi Rusia ke Ukraina pada 2022, Wagner, yang didukung oleh narapidana Rusia yang dibujuk oleh Prigozhin secara pribadi ke dalam barisannya dengan janji-janji pengampunan dan gaji yang tinggi, menjadi pusat perhatian.

Pasukannya sangat terlibat dalam merebut kota Soledar dan Bakhmut di Ukraina. Dan, Prigozhin berubah dari sosok yang dulunya pemalu menjadi bintang media sosial, mengambil peran yang jauh lebih aktif di garis depan daripada para pendukungnya di Kremlin.

Baca juga: Prigozhin Diduga Tewas Kecelakaan Pesawat, Biden Tak Terkejut

Ketika kampanye militer reguler Rusia terhambat oleh kemunduran dan ketidakteraturan, ia dan para pejuang Wagner-nya tampaknya menjadi satu-satunya yang mampu memberikan kemajuan nyata bagi pihak Rusia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


Terkini Lainnya

Setelah Menyebar di AS, Protes Pro-Palestina Diikuti Mahasiswa di Meksiko

Setelah Menyebar di AS, Protes Pro-Palestina Diikuti Mahasiswa di Meksiko

Global
Dilanda Perang Saudara, Warga Sudan Kini Terancam Bencana Kelaparan

Dilanda Perang Saudara, Warga Sudan Kini Terancam Bencana Kelaparan

Internasional
Rangkuman Hari Ke-799 Serangan Rusia ke Ukraina: Gempuran Rudal Rusia di 3 Wilayah | Rusia Disebut Pakai Senjata Kimia Kloropirin

Rangkuman Hari Ke-799 Serangan Rusia ke Ukraina: Gempuran Rudal Rusia di 3 Wilayah | Rusia Disebut Pakai Senjata Kimia Kloropirin

Global
Biaya Rekonstruksi Gaza Pascaperang Bisa Mencapai Rp 803 Triliun, Terparah Sejak 1945

Biaya Rekonstruksi Gaza Pascaperang Bisa Mencapai Rp 803 Triliun, Terparah Sejak 1945

Global
Paus Fransiskus Teladan bagi Semua Umat dan Iman

Paus Fransiskus Teladan bagi Semua Umat dan Iman

Global
Rusia Dilaporkan Kirimkan Bahan Bakar ke Korea Utara Melebihi Batasan PBB

Rusia Dilaporkan Kirimkan Bahan Bakar ke Korea Utara Melebihi Batasan PBB

Global
Turkiye Hentikan Semua Ekspor dan Impor dengan Israel

Turkiye Hentikan Semua Ekspor dan Impor dengan Israel

Global
Lebih dari 2.000 Pengunjuk Rasa Pro-Palestina Ditangkap di Kampus-kampus AS

Lebih dari 2.000 Pengunjuk Rasa Pro-Palestina Ditangkap di Kampus-kampus AS

Global
Pelapor Kasus Pelanggaran Boeing 737 Meninggal Mendadak

Pelapor Kasus Pelanggaran Boeing 737 Meninggal Mendadak

Global
[POPULER GLOBAL] Ratusan Ribu Ikan di Vietnam Mati Kekurangan Air | Hamas Minta Gencatan Senjata Permanen

[POPULER GLOBAL] Ratusan Ribu Ikan di Vietnam Mati Kekurangan Air | Hamas Minta Gencatan Senjata Permanen

Global
Polisi Tangkapi Para Demonstran Pro-Palestina di UCLA

Polisi Tangkapi Para Demonstran Pro-Palestina di UCLA

Global
Gelombang Panas Akibatkan Kematian Massal Ikan di Vietnam

Gelombang Panas Akibatkan Kematian Massal Ikan di Vietnam

Global
Kolombia Putuskan Hubungan dengan Israel Terkait Genosida Palestina

Kolombia Putuskan Hubungan dengan Israel Terkait Genosida Palestina

Global
Tol di China Tenggara Ambruk, 48 Orang Tewas

Tol di China Tenggara Ambruk, 48 Orang Tewas

Global
Seperti Apa Kemampuan Fujian, Kapal Induk Baru China?

Seperti Apa Kemampuan Fujian, Kapal Induk Baru China?

Internasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com