Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mengenal Apa Itu Willow Project dan Kenapa Jadi Kontroversi di Alaska

Kompas.com - 20/03/2023, 19:47 WIB
Aditya Jaya Iswara

Penulis

Sumber AFP

WASHINGTON DC, KOMPAS.com - Willow Project adalah proyek pengeboran minyak yang kontroversial di North Slope (Lereng Utara) Alaska oleh perusahaan energi raksasa Amerika Serikat (AS), ConocoPhillips.

Pemerintahan Presiden AS Joe Biden pada 13 Maret 2023 menyetujui Willow Project dan mengabaikan protes yang dilayangkan para aktivis lingkungan.

Kementerian Dalam Negeri AS mengizinkan ConocoPhillips mengebor minyak di tiga lokasi Cadangan Minyak Nasional milik federal yang masih alami.

Baca juga: Aramco Raup Laba Rp 2.497 Triliun karena Harga Minyak Melonjak, Hampir Setara Pendapatan RI

Padahal, saat kampanye pemilihan presiden atau pilpres AS 2020 Biden berjanji tidak akan menyetujui pengeboran minyak dan gas baru di lahan publik.

Adapun para anggota parlemen Alaska dan pendukung Willow Project berdalih, proyek senilai 8 miliar dollar AS (Rp 122,9 triliun) ini akan menarik beberapa ribu pekerjaan, memproduksi 180.000 barel minyak per hari pada puncaknya, atau sekitar 576 juta barel selama 30 tahun.

Kepala eksekutif ConocoPhillips Ryan Lance menyambut baik langkah Kemendagri AS, tetapi langsung dikiritik oleh aktivis lingkungan.

"Kita sudah masuk krisis iklim untuk menyetujui proyek minyak dan gas besar-besaran yang secara langsung merusak ekonomi bersih baru yang oleh pemerintahan Biden berkomitmen untuk memajukannya," kata Presiden Earthjustice Abigail Dillen, dikutip dari kantor berita AFP.

"Kami tahu Presiden Biden memahami ancaman iklim yang ada, tetapi dia menyetujui proyek yang menggagalkan tujuan iklimnya sendiri," lanjut Dillen.

Sementara itu, Direktur Eksekutif Sierra Club Ben Jealous memaparkan, dampak berbahaya dari keputusan Biden mengizinkan Willow Project bisa berlangsung puluhan tahun.

"Willow bakal menjadi salah satu operasi minyak dan gas terbesar di tanah publik federal negara ini, dan polusi karbon yang akan dimuntahkannya ke udara bakal berdampak buruk bagi komunitas kita, satwa liar, dan iklim," terangnya.

Baca juga: Kesepakatan Minyak Jerman-Kazakhstan Untungkan Rusia

Petisi untuk hentikan Willow Project

Tangkapan layar twit soal petisi stop the willow project. Willow project adalah proyek pengeboran minyak besar-besaran di Alaska yang telah disetujui pemerintahan Presiden Amerika Serikat (AS), Joe Biden pada Senin (13/3/2023).Tangkapan layar Twitter Tangkapan layar twit soal petisi stop the willow project. Willow project adalah proyek pengeboran minyak besar-besaran di Alaska yang telah disetujui pemerintahan Presiden Amerika Serikat (AS), Joe Biden pada Senin (13/3/2023).
Sebuah petisi kemudian muncul di laman change.org untuk menghentikan Willow Project.

Petisi yang dibuat oleh akun Amelia Estrada ini sudah berjalan tiga minggu, dan hingga Senin (20/3/2023) sore WIB telah mendapat 1,27 juta tanda tangan dari target 1,5 juta.

Di TikTok tagar kampanye #StopWillow mendapat puluhan juta views.

Pemerintahan Trump sempat menyetujui Willow Project pada akhir masa jabatan sang mantan presiden, tetapi diblokir oleh hakim untuk ditinjau lebih lanjut.

Suhu di Alaska meningkat lebih cepat daripada wilayah lain di Bumi. Menurut perhitungan Kemendagri AS, Willow Project akan menambah 239 juta metrik ton emisi karbon ke atmosfer selama 30 tahun ke depan, atau setara 64 pembangkit listrik tenaga batu bara.

Pemerintahan Biden menyetujui Willow Project sehari setelah membatasi pengeboran migas di lepas pantai Samudra Arktik, dan melarang pengembangan 5,26 juta hektare dari Cadangan Minyak Nasional Alaska.

Baca juga: Malaysia Ancam Setop Ekspor Minyak Sawit ke Eropa, Ajak Indonesia Bertindak

Langkah tersebut--yang dipandang sebagai timbal balik Willow Project--akan melindungi habitat utama satwa liar termasuk beruang kutub dan grizzly, karibu, serta ratusan ribu burung yang bermigrasi.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com